medcom.id, Jakarta: 1 Oktober 2017 menjadi hari bersejarah bagi warga Catalonia di Spanyol. Wilayah di timur Semenanjung Iberia ini melakukan referendum untuk merdeka dari Spanyol.
Hasil referendum menunjukkan 90 persen dari total 2,3 juta orang yang memberikan suaranya mendukung kemerdekaan dari Spanyol. Tingkat keikutsertaan warga Catalonia dalam referendum berada di angka 43 persen.
Reaksi beragam muncul menanggapi hasil referendum ini, baik dari dalam Spanyol maupun dari dunia internasional. Pemerintah Spanyol tentunya bersikap keras atas referendum ini.
Respons Spanyol atas referendum sangat keras. Dengan polisi Spanyol berupaya membubarkan lokasi pemungutan suara yang berujung pada penganiayaan terhadap warga. Meskipun pemerintah Spanyol sudah meminta maaf atas kekerasan, tetap saja hal ini dianggap tidak demokratis karena perlakuan kasar diarahkan kepada warga yang hendak memberikan suara bukan kepada warga yang melakukan protes.
Tetapi ada kekhawatiran lain atas hasil referendum kemerdekaan Catalonia. Benua Eropa, khususnya Uni Eropa menjadi pihak yang memendam kekhawatiran atas hasil referendum. Efek domino jika Catalonia merdeka, sangat dikhawatirkan oleh Eropa.
Beberapa negara di Eropa juga memiliki wilayah yang bergejolak. Wilayah Basque di Prancis, sudah sejak lama menginginkan kemerdekaan. Meskipun sudah mendapatkan otonomi luas, dikhawatirkan apa yang terjadi di Spanyol bisa merembet ke Prancis.
Kemudian Inggris, dibayang-bayangi dengan ancaman kemerdekaan dari Skotlandia. Tetapi mengenai Skotlandia, mereka bisa mendapatkan kemerdekaan karena Pemerintah Inggris sendiri sudah mengizinkan pelaksanaan referendum tersebut. Meskipun pada akhirnya rakyat Skotlandia masih memilih untuk tetap bersama Negeri Ratu Elizabeth.
Sementara Belgia,-markas dari Uni Eropa- juga dihadapkan pada masalah isu separatisme dari pihak Flanders atau komunitas Flemish.
Jerman yang merupakan negara kuat dalam Uni Eropa juga tidak lepas dari isu separatisme. Wilayah Bavaria, menjadi daerah penting di Jerman yang tengah melihat kiprah Catalonia saat ini.
Italia pun sama. Wilayah Utara Italia yang dikenal lebih kaya, dikhawatirkan bisa mengikuti jejak dari Catalonia.
Uni Eropa sudah melontarkan sikap tegas terkait referendum Catalonia. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menegaskan bahwa Uni Eropa tidak mendukung kemerdekaan Catalonia, karena bisa memicu wilayah lain melakukan hal yang sama.
Menurut Juncker dalam sebuah forum di Luksemburg pada Jumat 13 Oktober, kemerdekaan Catalonia bisa membuat UE menghadapi kesulitan untuk mengeluarkan kebijakan di wilayah mereka.
Bola panas kini berada di Presiden Regional Catalonia Carles Puigdemont. Hingga saat ini deklarasi kemerdekaan Catalonia masih diumumkan. Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mendesak agar Puigdemont mengofirmasi deklarasi kemerdekaan Catalonia, hingga Senin 16 Oktober sebagai batas akhir.
Jika pada Senin Puigdemont mengonfirmasi kemerdekaan Catalonia, dirinya diberikan waktu tiga hari untuk menarik deklarasi. Jika masih bersikeras, maka pemerintah pusat mengancam untuk memberlakukan pasal 155 dari Konstitusi Spanyol. Konstitusi itu memungkinkan pemerintah pusat membatalkan otonomi luas bagi Catalonia dan menerapkan kewenangan pusat di wilayah yang dikenal menyumbangkan pendapatan terbesar dari pendapatan per kapita Negeri Matador.
Pemerintah Spanyol pun sebelumnya sudah menolak tawaran mediasi dari Catalonia. Kini dunia masih menunggu ujung dari permasalahan ini.
Tetapi Uni Eropa sudah menjelaskan bahwa, jika Catalonia memisahkan diri dari Spanyol, keanggotaan wilayah itu di Uni Eropa tidak akan berlaku. Catalonia pun pada akhirnya harus mendaftar ulang dan melewati tahapan yang rumit untuk masuk ke Uni Eropa.
Selain itu, warga Catalonia juga terancam mengalami kesulitan terputus hubungan dengan Eropa dan kemungkinan dihadapkan pada pembatasan pergerakan manusia dan barang. Bukan tidak mungkin, Catalonia akan terlempar dari Euro Zone. Tentunya hal ini jauh dari visi manis yang diberikan Puigdemont yang dipersembahkan untuk pendukungnya.
Keputusan saat ini berada di tangan Catalonia. Tentunya mereka harus memikirkan kemakmuran rakyatnya. Meskipun dianggap sebagai wilayah yang kaya, semua tidak akan berpengaruh jika kekayaan tersebut tidak bisa menjamin hak hidup warganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id