Angka covid-19 di Tiongkok dilaporkan naik usai pelonggaran aturan. Foto: AFP
Angka covid-19 di Tiongkok dilaporkan naik usai pelonggaran aturan. Foto: AFP

Covid-19 Membayangi Musim Mudik Imlek di Tiongkok

Willy Haryono • 09 Januari 2023 14:07
Jakarta: Chun Yun, istilah untuk periode mudik Tahun Baru Imlek selama 40 hari, telah dimulai di Tiongkok pada akhir pekan kemarin. Secara teknis, pelaksanaannya mirip dengan aktivitas mudik warga menjelang Idulfitri, Iduladha, Natal, Imlek atau perayaan hari besar lainnya di Indonesia.
 
Selama Chun Yun, banyak warga Tiongkok pulang ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan Imlek yang jatuh pada 22 Januari mendatang.
 
Berbeda dari dua hingga tiga tahun terakhir, musim mudik Imlek di Tiongkok kali ini berlangsung tanpa adanya pembatasan covid-19. Warga Tiongkok dapat dengan bebas bepergian ke mana saja tanpa perlu mengkhawatirkan tes covid-19, karantina, atau aturan ketat lainnya. Pembebasan aturan ini dilakukan di saat kasus harian covid-19 di Tiongkok cenderung melonjak sejak kebijakan "Nol-Covid" dicabut Desember lalu.

Sejumlah pihak khawatir mudik Imlek yang dibebaskan seperti ini akan berujung pada ledakan kasus covid-19 setelahnya. Kekhawatiran ini beralasan, karena lonjakan infeksi harian covid-19 sudah terjadi tak lama usai kebijakan "Nol-Covid" dicabut.
 
Setelah bertahun-tahun terpisah akibat penguncian (lockdown) dan pembatasan perjalanan, banyak warga Tiongkok ingin pulang kampung dan bertemu keluarga mereka masing-masing. Keinginan ini sudah terlihat dari ramainya aktivitas di banyak stasiun kereta di Tiongkok pada akhir pekan kemarin, setelah periode Chun Yun resmi dimulai.
 
Keramaian juga terlihat di sejumlah bandara, di mana Tiongkok telah mencabut pembatasan covid-19, termasuk aturan karantina. Pada Jumat 6 Januari lalu, Kementerian Transportasi Tiongkok memperkirakan ada lebih dari 2 miliar orang yang akan melakukan mudik Imlek dalam 40 hari ke depan.
 
Di saat banyak warga Tiongkok ingin pulang kampung, ada sebagian lainnya yang merasa khawatir dan mempertimbangkan untuk tidak mudik. Sebagian orang ini khawatir melihat kondisi covid-19 saat ini, di mana banyak rumah sakit kewalahan menangani gelombang kedatangan pasien, terutama di kalangan orang lanjut usia. Beberapa pekan lalu, krematorium di sejumlah wilayah Tiongkok juga kewalahan menangani tingginya jumlah jenazah pasien covid-19.
 
Gelombang infeksi covid-19 di Tiongkok telah membanjiri rumah sakit dan unit perawatan intensif di banyak kota. Gelombang infeksi berikutnya kemungkinan besar akan melanda daerah pedesaan dan dapat memengaruhi lebih banyak orang ketimbang gelombang yang melanda kota-kota saat ini, menurut perusahaan analitik kesehatan Inggris Airfinity.
 
Diperkirakan sekitar 9.000 orang meninggal pada setiap harinya akibat covid-19 di Tiongkok, dan angkanya bisa meningkat hingga 25.000 per hari bulan Januari ini. Sementara total korban meninggal akibat covid-19 di Tiongkok diproyeksikan mencapai 1,7 juta jiwa pada April mendatang.
 
Kini, warga Tiongkok berselancar di internet untuk mencari tahu bagaimana cara menghindari infeksi covid-19. Beberapa ahli menyarankan menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum dalam melakukan mudik Imlek tahun ini. Sebuah unggahan di media sosial Tiongkok memperlihatkan daftar panjang "hal-hal yang harus dilakukan" sebelum bepergian, termasuk melakukan vaksinasi diri dan keluarga serta bepergian hanya jika hasil tes PCR-nya negatif.
 
Pemerintah Tiongkok sepertinya tetap percaya diri mampu mengatasi situasi seputar covid-19, baik selama Chun Yun atau setelahnya. Hal ini dapat dilihat dari langkah-langkahnya yang terus mencabut pembatasan covid-19, termasuk aturan karantina dan pembukaan perbatasan dengan Hong Kong.
 
Tiongkok tentu sudah memiliki hitung-hitungan tersendiri, dan mungkin menilai bahwa lonjakan infeksi covid-19 saat ini masih berada dalam tahap yang dapat ditangani. Namun, bukan tidak mungkin jika seandainya terjadi ledakan kasus setelah Imlek tahun ini, Tiongkok akan mengambil langkah dramatis, semisal menerapkan kembali sejumlah pembatasan covid-19 seperti lockdown atau karantina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan