Dalam beberapa tahun terakhir, Timur Tengah telah menjadi fokus politik internasional. Struktur geopolitiknya yang rumit dan cadangan sumber daya yang kaya menjadikannya bagian penting dalam persaingan negara-negara besar. Baru-baru ini, pertemuan dan konfrontasi antara tiga kekuatan militer besar tiba-tiba meningkatkan ketegangan di kawasan ini. Pembahasan "perang akan segera terjadi" telah menarik perhatian di seluruh dunia.
Gerakan perjuangan Palestina (Hamas) menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru pada 7 Agustus lalu, menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran, ibu kota Iran. Di hari yang sama, Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Israel, Hezi Halevi mengeluarkan "ancaman pembunuhan" terhadap Sinwar.
Mengingat fakta bahwa Iran, Hizbullah Lebanon, dan angkatan bersenjata regional lainnya dapat melancarkan tindakan pembalasan terhadap Israel kapan saja, maskapai penerbangan dari Inggris, Mesir, Amerika Serikat, dan negara-negara lain telah menyesuaikan rencana penerbangan mereka di wilayah tersebut untuk mengurangi risiko keamanan.
Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Fu Cong mengatakan pada pertemuan publik darurat Dewan Keamanan mengenai situasi di Timur Tengah pada 31 Juli lalu bahwa Tiongkok dengan tegas menentang dan mengutuk keras pembunuhan tokoh Hamas di Teheran, ibu kota Iran.
Tiongkok sangat prihatin bahwa pembunuhan terhadap Haniyeh dapat menyebabkan ketidakstabilan regional. Insiden ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap upaya perdamaian dan pelanggaran prinsip dasar Piagam PBB yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara.
Fu Cong mengatakan konflik di Gaza telah berlangsung selama hampir 300 hari, menyebabkan lebih dari 40.000 warga Palestina meninggal dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih dari dua bulan telah berlalu sejak diadopsinya Resolusi 2735 Dewan Keamanan, namun negosiasi perjanjian gencatan senjata belum mencapai kemajuan. Pada saat yang sama, dampak konflik menyebar dengan cepat, dengan seringnya peringatan terjadi di Lebanon, Suriah, dan Laut Merah. Situasi di Timur Tengah telah menimbulkan kekhawatiran besar dari komunitas internasional.
Fu Cong menekankan bahwa dalam menghadapi situasi yang parah ini, pihak-pihak terkait harus mematuhi seruan komunitas internasional untuk gencatan senjata dan mengakhiri perang, menerapkan sepenuhnya resolusi Dewan Keamanan, secara aktif bekerja sama dan mendukung upaya mediasi internasional.
Tiongkok menegaskan, tindakan untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan kawasan lebih baik, daripada bertindak sewenang-wenang, dan terus-menerus melakukan tindakan provokatif yang mendorong skala konflik terus meningkat.
Alasan memburuknya situasi di Timur Tengah adalah karena gencatan senjata dan penghentian pertempuran di Gaza belum terwujud. Tiongkok mendesak Israel untuk sepenuhnya menerapkan resolusi Dewan Keamanan, segera menghentikan semua operasi militer di Gaza, dan segera menghentikan hukuman terhadap rakyat Gaza. Negara-negara yang memiliki pengaruh penting harus meningkatkan tekanan dan persuasi terhadap pihak-pihak terkait dan melakukan upaya tulus untuk meredam perang di Gaza.
Stabilitas dan perkembangan Timur Tengah berkaitan langsung dengan kepentingan nasional Tiongkok. Negeri Tirai Bambu terus memperdalam hubungan dengan negara-negara Timur Tengah melalui kerja sama ekonomi dan investasi. Khususnya dalam proyek investasi di negara-negara seperti Iran, investasi ini tidak hanya mendorong pembangunan ekonomi negara-negara Timur Tengah, namun juga memberikan dukungan kuat bagi inisiatif“Satu Sabuk Satu Jalan ( One Belt, One Road ) ”.
Di sisi lain, Tiongkok juga berpartisipasi aktif dalam urusan internasional di Timur Tengah untuk mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan. Tiongkok menganut prinsip "non-intervensi" dalam urusan dalam negeri dan telah memainkan peran dalam meredakan ketegangan regional dan mendorong penyelesaian perselisihan.
Belum lama ini, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi sempat menelepon Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Aaty. Kedua belah pihak terutama bertukar pandangan mengenai situasi di Timur Tengah.
Mesir sangat menghargai peran penting Tiongkok dalam mendorong perdamaian di Timur Tengah, berterima kasih kepada Tiongkok karena telah mendorong rekonsiliasi internal Palestina, dan berharap dapat mempertahankan kerja sama yang erat dengan Tiongkok untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kedepannya, peran Tiongkok di Timur Tengah ini mungkin tidak hanya menantang pengaruh Amerika Serikat (AS), namun juga akan berdampak besar terhadap geopolitik global. Ketika pengaruh AS di Timur Tengah secara bertahap melemah, maka peran Tiongkok akan menjadi sangat penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News