Presiden Taiwan Tsai Ing Wen bertemu Ketua DPR AS di California.. Foto: AFP
Presiden Taiwan Tsai Ing Wen bertemu Ketua DPR AS di California.. Foto: AFP

Presiden Tsai kunjungi AS, Tiongkok ‘Berulah Lagi’

Harianty • 17 April 2023 19:34
Taipei: Selama ini Tiongkok terus menganggap Taiwan merupakan bagian darinya, dan tidak akan mundur sampai bisa mendapatkan Taiwan. Saat pemimpin Taiwan Tsai Ingwen baru-baru ini mengunjungi Amerika Serikat(AS), Tiongkok seakan ‘panik’ lagi.
 
Rumitnya perseteruan AS-Tiongkok-Taiwan seakan tidak pernah berakhir. AS adalah pendukung  terpenting Taiwan, namun pulau itu diklaim Tiongkok sebagai bagiannya.Bagi Tiongkok, ini mencederai prinsip "Satu Tiongkok", tidak ada negara yang dapat mempertahankan hubungan diplomatik resmi dengan Tiongkok dan Taiwan.
 
Namun, Taiwan berkeras ingin memerdekakan diri, dan Tiongkok menentang segala dukungan bagi Taiwan untuk merdeka, salah satunya dari AS yang merupakan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan. Tiongkok sangat menentang pejabat tinggi Taiwan mengunjungi AS, yang akhirnya membuat Tiongkok berang, ya, Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen singgah di AS.

Tsai Ing-wen tiba di New York pada Rabu, 29 Maret 2023. New York menjadi pemberhentian pertama kunjungan Tsai ke negara-negara Amerika Tengah dan Selatan yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Ini merupakan persinggahan ketujuh kali bagi Tsai sejak menjabat pada 2016.
 
Tsai berterimakasih kepada pemerintah AS karena telah memenuhi komitmen keamanannya ke Taiwan sesuai dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan dan Enam Jaminan, serta mendukung Taiwan dalam meningkatkan kemampuan pertahanan dir.Ia menegaskan bersama mitra lain akan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
 
Tiongkok mengkritik transit Tsai Ing-wen di AS, serta mengancam akan melakukan tindakan tegas jika Tsai bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy. Tentu saja ancaman tersebut tidak digubris, Tsai bertemu dengan McCarthy di California pada hari Rabu, 5 April. Buntut dari kunjungan Tsai ke AS, pada hari yang sama Tiongkok menggelar patroli dan inspeksi gabungan khusus di selat Taiwan.
 
Pihak Taiwan juga marah dengan operasi tersebut. Pejabat pertahanan di Taipei menuduh Beijing sengaja menggunakan kunjungan Presiden Tsai ke AS sebagai alasan untuk melakukan latihan militer yang merusak perdamaian, stabilitas, dan keamanan regional.
 
Sebelumnya, Pihak AS sempat mengkritik Tiongkok, mengatakan seharusnya tidak 'bereaksi berlebihan’ dan menggunakan persinggahan Tsai di AS sebagai ‘dalih’ untuk agresi terhadap Taiwan, persinggahan adalah praktik umum.
 
Juru Bicara Gedung Putih menegaskan bahwa menyambut pemimpin Taiwan yang 'singgah' adalah salah satu tradisi lama AS, dan tidak ada alasan bagi Beijing untuk mengubah hal ini menjadi alasan untuk bereaksi berlebihan.
 
Tiongkok seakan tak peduli, Negeri Tirai Bambu pernah mengadakan latihan perang di sekitar pulau itu Agustus tahunlalu setelah Ketua DPR AS kala itu, Nancy Pelosi, mengunjungi ibu kota Taipei yang diinginkan hanya mengambil alih Taiwan, bahkan kunjungan Tsai ini memperkuat tekadnya membuat Pulau Formosa menjadi miliknya.
 
Pada 10 April, Tiongkok telah menyelesaikan latihan militer tiga hari, melakukan simulasi serangan gabungan terhadap target-target utama di Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pada Minggu, 9 April, pihaknya telah melihat 58 pesawat terbang Tiongkok, termasuk pesawat tempur Su-30 dan pesawat pengebom H-6, serta sembilan kapal perang.
 
Tak berhenti sampai disitu, Presiden Tiongkok Xi Jinping bahkan meminta angkatan bersenjata negara itu untuk "memperkuat pelatihan militer yang berorientasi pada pertempuran yang sebenarnya", memperumit ketegangan di wilayah tersebut.
 
Seperti dikutip dari media, sejarah menyebutkan, Taiwan dan Tiongkok memang sempat menjadi satu negara. Namun, kala Mao Zedong berkuasa pada 1949, Partai Komunis Tiongkok berhasil memenangkan perang sipil dan membuat pemimpin partai nasionalis Kuomintang (KMT), Chiang Kai-shek, mengungsi ke Pulau Taiwan dan memutus hubungan dengan Tiongkok. Militer KMT kemudian mendeklarasikan Taipei sebagai ibu kota Republik China (ROC).
 
Tiongkok harusnya tidak bersikeras agar Taiwan menjadi bagiannya, bila ingin bergabung tentunya sudah sejak lama pulau itu mengikuti jejak Hong Kong dan Macau yang kembali ke pangkuan Tiongkok pada tahun 1997.
 
Anggota kongres dari kedua partai AS, Partai Republik dan Partai Demokrat berbicara berulang kali tentang fakta bahwa sebenarnya "satu negara, dua sistem" Hong Kong telah menghilang, dan mengutip kegagalan untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina sebagai contoh, yang menekankan pentingnya membantu memperkuat demokrasi dan pertahanan nasional Taiwan.
 
Di sisi lain, tidak hanya Taiwan yang menjadi incaran Tiongkok, kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan juga diklaim oleh Tiongkok. Mengapa demikian? Laut China Selatan dipandang sebagai perairan dengan sumber daya alam dan hasil laut yang melimpah. Nilai komoditas perairan ini disebut bisa mencapai triliunan dolar, hal inilah yang memicu sengketa negara-negara kawasan.
 
Semua tindakan yang dilakukan Tiongkok hanya akan memicu ketegangan dan mengganggu stabilitas kawasan, Beijing seharusnya dapat menahan diri untuk mempertunjukkan kekuatan militernya.
 
Tsai ing-wen selalu menegaskan bila Taiwan tidak ingin ada konfrontasi militer, dan hanya ingin menjalin hubungan yang damai dan saling menguntungkan. Bila konflik antara Taiwan dan Tiongkok pecah, maka akan memicu perang yang bisa yang dampaknya bisa sama seperti perang Ukraina-Rusia. Hal ini tentunya tidak diharapkan oleh semua pihak.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan