Tidak hanya itu, pertemuan tersebut juga merupakan sebuah tonggak sejarah dalam pengembangan hubungan bilateral yang akan memberikan semangat baru dalam jalinan Tiongkok-Arab di berbagai aspek, seperti politik, ekonomi, budaya dan pariwisata.
Tiongkok dan Arab Saudi secara resmi menjalin hubungan diplomatik pada Juli 1990. Sejak saat itu, kedua negara telah membangun hubungan kerja sama strategis yang saling menguntungkan dengan didasari pada sikap saling menghormati. Pejabat tinggi Tiongkok dan Arab Saudi sudah saling melakukan kunjungan dalam mengkonsolidasikan dan memperkuat hubungan strategis dalam lebih dari 30 tahun terakhir.
Pada 2016, Tiongkok dan Arab Saudi berusaha mempercepat penguatan hubungan bilateral. Kala itu, kedua negara membentuk Komite Gabungan Tingkat Tinggi Saudi-Tiongkok yang merupakan kemitraan strategis komprehensif. Persahabatan serta kemitraan tersebut, begitu juga dengan implementasi efektif dari konsensus kedua negara, secara signifikan meningkatkan kerja sama bilateral Tiongkok dan Arab di segala aspek.
Dengan mempromosikan Visi Arab Saudi 2030 dan Inisiatif Sabuk dan Jalan (biasa juga disebut Jalur Sutra), pola kerja sama tingkat tinggi di bidang energi, ekonomi, perdagangan, dan teknologi tinggi telah terbentuk antar kedua negara.
Arab Saudi adalah adalah salah satu mitra dagang terpenting bagi Tiongkok. Volume perdagangan Tiongkok-Arab berjumlah sepertiga dari total volume perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Di kuartal kedua tahun ini, berdasarkan data dari China Daily, volume perdagangan antara Tiongkok dan Arab Saudi mencapai USD55,6 miliar, meningkat 38 persen dibanding periode sama tahun lalu. Angka tersebut 11 persen lebih tinggi dari kenaikan volumen perdagangan antara Tiongkok dan seluruh dunia di periode sama.
Berdasarkan statistik otoritas Tiongkok, di kuartal kedua 2022, Arab Saudi adalah salah satu negara destinasi terbesar bagi investasi asing Negeri Tirai Bambu. Dari total investasi asing Tiongkok sebesar USD28 miliar, angka yang diinvestasikan ke Arab Saudi mencapai USD5,5 miliar atau sekitar 20 persen.
Dalam upaya mencapai Visi Arab Saudi 2030, pemimpin de facto Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) meluncurkan Strategi Investasi Nasional pada Oktober 2021. Strategi tersebut merupakan salah satu pendorong kunci yang diyakini mampu membantu membawa Arab Saudi mencapai visi-visi di tahun 2030.
Strategi Investasi Nasional Arab Saudi meliputi peningkatan kontribusi sektor privat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) menjadi 65 persen, menambah proporsi Investasi Langsung Asing (FDI) menjadi 5,7 persen dari GDP, dan menaikkan pangsa ekspor non-migas dari 16 persen menjadi 50 persen.
Arab Saudi diproyeksikan menjadi 10 besar dalam Indeks Daya Saing Global (GCI) pada 2030. Investasi Langsung Asing yang masuk ke Arab Saudi mencapai USD19,3 miliar pada 2021 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 257 persen dibanding satu tahun sebelumnya.
Ada begitu banyak kesempatan bagi Tiongkok dan Arab Saudi untuk bekerja sama, dan kerja sama ekonomi antar kedua negara dapat menciptakan situasi kondusif untuk menyatukan negara-negara kawasan yang level pertumbuhannya tidak merata dan memiliki berbagai kontradiksi internal.
KTT Tiongkok-Negara Arab dapat secara signifikan mempromosikan pertumbuhan dan kesatuan negara-negara Arab, dan juga menciptakan model baru dalam mendorong pertumbuhan stabil di kawasan.
Baca: Tiongkok dan Negara-Negara Arab Sepakat Perkuat Kerja Sama
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
