Partai Progresif Demokratik yang berkuasa akan mendapatkan masa jabatan presiden ketiga berturut-turut di Taiwan. Foto: AFP
Partai Progresif Demokratik yang berkuasa akan mendapatkan masa jabatan presiden ketiga berturut-turut di Taiwan. Foto: AFP

Amerika Serikat dan Tiongkok di Pusaran Pemilu Taiwan

Harianty • 12 Januari 2024 11:11
Jakarta: Hitung mundur menuju pemilihan umum di Taiwan telah tiba. Lebih dari 19 juta pemilih di Taiwan pada Sabtu, 13 Januari 2023 ini akan menuju ke tempat pemungutan suara untuk memutuskan apakah Partai Progresif Demokratik yang berkuasa akan mendapatkan masa jabatan presiden ketiga berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya, atau apakah perlu dilakukan pergantian kepemimpinan.
 
Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Taiwan meminta Tiongkok daratan untuk menahan diri.
 
Hasil pemilihan pemimpin Taiwan akan diumumkan lusa, dan tiga partai politik besar di pulau itu secara intensif meluncurkan kampanye terakhir mereka untuk mendapatkan suara. Pemilu ini dianggap sebagai salah satu pemilihan yang paling berpengaruh secara global ,karena akan menentukan hubungan masa depan pulau yang memiliki pemerintahan mandiri ini dengan Tiongkok.

Pemilu ini juga menjadi hal yang penting bagi sebagian besar wilayah Asia-Pasifik, serta AS.
 
Saat menjawab pertanyaan wartawan beberapa hari lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS meminta Tiongkok untuk "berhenti memberikan tekanan ekonomi dan militer terhadap Taiwan, menahan diri, dan tidak ikut campur dalam pemilu Taiwan."
 
Seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menyatakan bahwa referendum adalah hak yang sungguh-sungguh dan mereka tidak ingin ada orang yang ikut campur dalam pemilu Taiwan. AS berharap pemilu kali ini berlangsung bebas adil dan transparan. Pemilu merupakan hak warga dan menyatakan keinginan warga Taiwan.
 
Pada 8 Januari kemarin, Liu Jianchao, Menteri Departemen Internasional Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, memimpin tim ke New York untuk berpartisipasi dalam simposium dalam kerangka Dialog "diplomasi Jalur 1.5" Tiongkok-AS. Ia mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa Tiongkok dan AS harus bekerja sama untuk mengelola perbedaan secara efektif dan mematuhi prinsip-prinsip saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.
 
Bagaimanapun, bahaya terbesar dalam hubungan Tiongkok-AS, yaitu masalah Taiwan. Ketika Tiongkok mengintensifkan retorikanya mengenai klaimnya atas Taiwan, para pengamat global menilai pemilu Taiwan ini sangat penting bagi keamanan di Asia-Pasifik pada saat hubungan AS-Tiongkok sedang memanas.
 
Liu Jianchao pernah menegaskan bahwa  "Posisi Tiongkok dalam masalah Taiwan jelas, tegas, dan tidak berubah."
 
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa setelah pemilu Taiwan, Gedung Putih akan mengirimkan delegasi informal untuk mengunjungi Taiwan. AS juga menyatakan bahwa mereka perlu menentang campur tangan apa pun dalam pemilu Taiwan. Beberapa laporan berpendapat bahwa ini adalah peringatan bagi Beijing.
 
Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menegaskan bahwa hanya ada satu Tiongkok di dunia, dan Taiwan adalah bagian integral dari Tiongkok. Tiongkok selalu dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi antara AS dan Taiwan. AS harus dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu Tiongkok, menahan diri untuk tidak melakukan intervensi dalam pemilu Taiwan dalam bentuk apa pun untuk menghindari konsekuensi serius terhadap hubungan Tiongkok-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
 
Mao Ning mengatakan bahwa masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri Tiongkok, dan pemilu di wilayah Taiwan adalah urusan lokal Tiongkok yang tidak menoleransi campur tangan eksternal apa pun. Tiongkok akan mengambil tindakan tegas dan tegas untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah nasional.
 
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden bahwa Taiwan selalu menjadi isu “paling penting dan sensitif” dalam hubungan Tiongkok-AS ketika mereka bertemu di sela-sela KTT para pemimpin APEC pada bulan November lalu.
 
Saat memimpin simposium memperingati 130 tahun kelahiran pendiri Republik Rakyat Tiongkok Tiongkok Mao Zedong pada tanggal 26 Desember 2023 lalu Xi juga menegaskan bahwa Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari Tiongkok, penyatuan kedua sisi Selat Taiwan merupakan tren yang tidak dapat ditolak, dan tidak seorang pun bisa memisahkan Taiwan dari wilayah Tiongkok.
 
Pernyataan Presiden Xi yang disampaikan sebelum pemilu Taiwan itu sekali lagi memberikan kesimpulan bagi prospek Taiwan.
 
Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari 2024 dan cara pulau tersebut menangani hubungan dengan Tiongkok merupakan poin utama perdebatan dalam kampanye.
 
Tiongkok memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya, meskipun terdapat penolakan keras dari pemerintah Taipei, dan telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk menegaskan klaim kedaulatannya. Biden telah berjanji untuk membela Taiwan jika terjadi invasi Tiongkok, hal ini yang membuat Beijing kesal.
 
Taiwan, yang sudah menjadi negara demokrasib akan menguji hubungannya dengan Beijing. Terlepas dari hasil pemungutan suara pada Sabtu ini, kebebasan Taiwan merupakan ancaman terhadap harapan Partai Komunis Tiongkok untuk melakukan reunifikasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan