“Kita sambut baik MTQ ini, dan kehadiran Indonesia tidak hanya untuk mempererat ukhuwah islamiyah, tetapi juga hubungan antar bangsa,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, yang hadir dalam acara penutupan di Crocus City Hall Moscow, seperti dikutip keterangan Kedutaan Besar RI di Moskow (KBRI) yang diterima Metrotvnews.com, Selasa 10 Oktober 2017.
Menurut Wahid, meskipun penduduk Rusia mayoritas beragama Kristen Orthodox, namun Islam merupakan agama terbesar kedua, atau 14 persen dari sekitar 147 juta total penduduk.
MTQ Internasional Moskow telah diselengarakan sejak 2000. Indonesia dan Rusia bekerja sama dan berbagi pengalaman untuk penyelenggaraan MTQ seperti ini, karena di Indonesia sering diselenggarakan MTQ tingkat nasional dan internasional.
MTQ ke-18 ini diselenggarakan Dewan Mufti Rusia dan dikuti 32 peserta dari 32 negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia. Indonesia diwakili Irfan bin Ahmad Timat asal Kepulauan Riau, yang sebelumnya meraih juara kedua kategori tilawah tingkat remaja dalam MTQ Nasional ke-26 di Lombok pada 2016.
Selain Indonesia, peserta MTQ lainnya berasal dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Maroko, Palestina, Suriah, Rusia, Spanyol, Estonia, Turki, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Tiongkok, Malaysia, dan Tanzania. Babak penyisihan MTQ dilangsungkan di Masjid Agung Moskow, yang merupakan masjid terbesar di Eropa.
.jpg)
Juara pertama MTQ diraih Amir al Awal dari Iran, peringkat kedua oleh Mohamed Sameer dari Bahrain dan ketiga oleh Ahmad Safi asal Suriah. Para peserta lainnya memperoleh piagam penghargaan.
"Meskipun belum juara, ini pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia," ujar Irfan.
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Khoirudin, yang turut mendampingi Irfan mengatakan Indonesia selalu mengikuti MTQ tingkat international, terutama di Timur Tengah dan Eropa. MTQ Internasional setiap negara berbeda-beda dalam gaya dan sistem penilaian. Biasanya Indonesia meraih peringkat terbaik atau masuk dalam tiga besar.
"Di Rusia lebih pada penilaian tajwid, bukan lagu. Sedangkan di Indonesia ditekankan pada tajwid, variasi nada dan lagu. Mungkin ini salah satu kendala meraih juara, termasuk juga cuaca yang sudah dingin di Moskow memengaruhi suara peserta kita," kata Khoirudin.
.jpg)
Antusiasme besar terlihat dari masyarakat muslim Rusia yang memadati Crocus City Hall Moscow. Lebih dari seribu orang menyaksikan acara penutupan dan pengumuman pemenang yang berlangsung meriah dan khidmat.
Mereka rela mengeluarkan biaya antara USD15 sampai USD70 untuk membeli tiket masuk agar dapat menyaksikan dan mendengarkan langsung lantunan ayat-ayat Suci Al-Quran oleh para qori terbaik.
Pendapatan dari penjualan tiket akan diberikan panitia penyelengara kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id