Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan puncak wabah korona di Tiongkok terjadi antara tanggal 23 Januari dan 2 Februari. Jumlah kasus korona di negara tersebut terus menurun secara berkala.
"(Penyebaran) virus ini dapat dikendalikan," ucap Tedros kepada awak media di Jenewa, dilansir dari AFP. WHO menilai Tiongkok sudah melakukan langkah tepat dengan mengkarantina sejumlah kota.
Lonjakan kasus korona di sejumlah negara juga memicu penutupan serupa. Italia telah menutup 11 kota, dan Korea Selatan memerintahkan agar 2,5 juta warga di kota Daegu untuk tepat berada di dalam rumah.
Tiongkok juga melanjutkan berbagai upaya mereka. Senin kemarin, Tiongkok menunda pertemuan parlemen tahunan yang merupakan kali pertama terjadi sejak Revolusi Budaya di era 1960-an.
Virus korona COVID-19 terus menyebar ke berbagai negara. Afghanistan, Bahrain, Irak, Kuwait, dan Oman telah mengumumkan kasus perdana mereka pada Senin kemarin.
Sementara itu untuk Indonesia, hingga saat ini tidak ada satu pun kasus terkonfirmasi korona. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menyampaikan kabar tersebut kepada WHO di Jenewa.
"Hingga saat ini menurut data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, belum ada kasus individu yang positif terjangkit virus ini di Indonesia," ucap Menlu Retno kepada Tedros.
Selain itu, Menlu Retno juga menjelaskan upaya Pemerintah RI dalam mengevakuasi WNI yang berada di wilayah yang terjangkit COVID-19 di beberapa negara.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan dukungan terhadap strategi respons darurat yang dilakukan WHO selama ini, dan berharap WHO dapat berbagi keahlian (best practices) dalam penanggulangan COVID-19 sebagaimana dilakukan di negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id