Perdebatan semakin memanas. Kedua kubu melontarkan argumen dengan intensitas tinggi.
"Semangat warga sedang berkobar. Tapi saya berharap debat kedua kubu berlangsung damai," ucap petinggi Partai Buruh Ed Miliband, yang mendukung kampanye 'No' atau memilih tetap bersama Kerajaan Britania Raya.
Kubu Britania Raya berargumen kemerdekaan Skotlandia rentan memicu krisis ekonomi. Sementara kubu lawan menuding pernyataan tersebut dikeluarkan untuk menakut-nakuti warga.
Douglas Alexander, anggota Partai Buruh, mengatakan suara 'No' adalah jawaban terbaik bagi warga Skotlandia. "Kemerdekaan akan mendatangkan banyak risiko, ketidakpastian dan biaya tinggi," tutur dia seperti dikutip AP.
"Referendum sudah di depan mata, tapi mereka (kubu kemerdekaan) belum dapat menentukan akan menggunakan mata uang apa nantinya," tambah dia.
Sementara itu Menteri Pertama (First Minister) Skotlandia, jabatan yang mirip dengan Perdana Menteri, Alex Salmond menegaskan pihaknya akan tetap menggunakan Poundsterling sebagai mata uang.
"Rayuan mereka (Kerajaan Britania Raya) untuk memberikan lebih banyak kekuasaan pada Skotlandia hanya upaya terakhir mereka. Sayangnya, kami tidak akan membuang kesempatan untuk merdeka," ujar Salmond.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News