Setelah beberapa jam demonstrasi yang berlangsung damai, polisi bergerak untuk membubarkan sekitar 1.000 orang dekat konsulat Turki. Polisi menungganggi kuda dan juga mengerahkan anjing untuk mengontrol situasi.
Pendemo membalas dengan melempari batu, dengan ratusan mobil memblokade jalanan sembari membunyikan klakson dan menginjak-injak pedal gas untuk menimbulkan suara bising.
Seperti dikutip AFP, kericuhan pecah setelah Belanda melarang kedatangan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Sang menteri hendak datang ke Rotterdam untuk mengisi acara pro pemerintah Turki menjelang referendum pada April mendatang.
Belanda, yang juga akan menggelar pemilihan umum pada Rabu, melarang kedatangan Cavusoglu yang dinilai akan mengganggu ketertiban umum.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan geram atas larangan Belanda, dan menyebut pemerintahan Negeri Kincir Angin sebagai "sisa-sisa Nazi Jerman."
Belanda adalah rumah bagi 400 ribu orang asal Turki. Belanda menegaskan tidak keberatan akan adanya perkumpulan atau acara terkait referendum Turki.
Referendum Turki pada April mendatang akan menentukan apakah kekuasaan Presiden Erdogan diperluas atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News