PM Theresa May (tengah) tersenyum dalam sebuah sesi di parlemen Inggris, London, 29 januari 2019. (Foto: AFP/UK Parliament/JESSICA TAYLOR)
PM Theresa May (tengah) tersenyum dalam sebuah sesi di parlemen Inggris, London, 29 januari 2019. (Foto: AFP/UK Parliament/JESSICA TAYLOR)

PM Inggris Akan Negosiasikan Ulang Perjanjian Brexit

Willy Haryono • 30 Januari 2019 10:15
London: Perdana Menteri Inggris Theresa May mendapat dukungan parlemen untuk menegosiasikan ulang perjanjian Brexit, Selasa 29 Januari 2019. Ini merupakan perubahan besar dari kebijakan PM May, yang pernah menegaskan bahwa perjanjian Brexit yang disepakatinya dengan Uni Eropa tidak dapat diubah.
 
Keputusan dramatis PM May untuk meninggalkan perjanjian lama Brexit diambil di tengah kekhawatiran Inggris akan meninggalkan keanggotaan UE tanpa ada kesepakatan apapun. Sejumlah anggota parlemen Inggris menegaskan hanya akan mendukung perjanjian Brexit jika klausul kontroversial mengenai perbatasan Irlandia dihapus.
 
Juru bicara untuk pemimpin UE Donald Tusk menegaskan perjanjian Brexit "tidak terbuka untuk dinegosiasikan ulang." Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai kesepakatan lama yang telah disetujui sebelumnya adalah "perjanjian terbaik."

Mayoritas anggota parlemen mendukung rencana PM May yang akan "menolak kepergian Inggris dari UE tanpa ada perjanjian apapun." Namun mereka tidak menyepakati mengenai rencana yang lebih penting -- memperpanjang tenggat waktu Brexit jika nantinya tidak ada perjanjian yang disepakati pada 26 Februari.
 
Baca: PM Inggris Kenalkan 'Plan B' Brexit
 
Saat ini PM May mempunyai tugas berat untuk meyakinkan UE agar mau menegosiasikan ulang Brexit. Proses menuju perjanjian Brexit sebelumnya memakan waktu sekitar 18 bulan.
 
"Persetujuan dari parlemen ini memberikan saya mandat untuk mencoba mengubah perjanjian perpisahan (Brexit) yang berkekuatan hukum," ujar PM May, seperti disitir dari laman AFP.
 
Namun dia mengakui bahwa saat ini UE memang terlihat "tidak terlalu menginginkan" adanya negosiasi ulang.
 
"Ini tidak akan berjalan mudah," sebut PM May. "Tapi dibanding beberapa waktu lalu, parlemen telah menegaskan apa yang diperlukan untuk menyetujui perjanjian perpisahan," lanjut dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan