OPCW dijadwalkan membuka pertemuan ini pada 08.00 GMT di markas besarnya di Den Haag, usai dugaan penggunaan senjata kimia di Douma pada 7 April yang menewaskan sedikitnya 40 hingga 70 orang.
Koresponden AFP juga melihat Dubes Inggris untuk Belanda, Peter Wilson, datang ke gedung milik OPCW.
OPCW beranggotakan 192 orang. Pertemuan dewan eksekutif OPCW kali ini diserukan oleh sang ketua, Dubes Bangladesh Syekh Mohammed Belal, "untuk mendiskusikan dugaan penggunaan senjata kimia" di Suriah.
Sebuah tim pencari fakta asal OPCW di Suriah dilaporkan berencana menyelidiki kasus tersebut.
Nama OPCW disebut-sebut di level Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait situasi Suriah. Beberapa kerangka resolusi melibatkan OPCW, meski belum ada yang diadopsi karena kurang mendapat dukungan anggota Dewan Keamanan PBB atau terkena hak veto.
Baca: Rusia Veto Kerangka Resolusi DK PBB soal Suriah
Sementara itu Sabtu kemarin, koalisi Barat yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, melancarkan serangan terarah ke Suriah. Serangan dilakukan atas respons dugaan penggunaan senjata kimia di Douma.
Usai menyerang, Presiden AS Donald Trump berencana segera menarik pasukannya dari Suriah. Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron justru ingin terlibat lebih jauh dalam konflik ini, dan sempat meminta Trump mempertahankan pasukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News