Para pejabat parlemen memutuskan, debat dan pemungutan suara akan digelar pada Selasa pekan depan sekitar pukul 14.20 waktu setempat.
Parlemen pun segera melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan menyusul terjadinya serangan ini.
Dilansir Guardian, Jumat 24 Maret 2017, sidang pembahasan referendum Skotlandia ini seharusnya bisa diselesaikan pada hari terjadinya teror di Westminster tersebut.
"Meskipun tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan adanya ancaman spesifik ke Skotlandia, Edinburgh ataupun Holyrood, kami telah segera meningkatkan keamanan di Parlemen Skotlandia sebagai tindakan pencegahan," sebut pernyataan resmi dari parlemen.
Pertemuan yang membahas permintaan peninjauan kembali posisi Skotlandia di Inggris ini terpaksa dihentikan, setelah sejumlah legislator oposisi memilih langsung meninggalkan ruang sidang saat insiden terjadi.
Isu referendum Skotlandia ini mencuat bersamaan dengan berlakunya undang-undang di mana Perdana Menteri Inggris, Theresa May akan memulai proses negosiasi Inggris keluar dari Uni Eropa.
Wakil Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon meminta parlemen untuk diberikan kewenangan menggelar referendum kemerdekaan sebelum negosiasi Brexit selesai, sekitar akhir 2018 atau 2019.
Skotlandia sendiri tidak menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa. Jika referendum ini berhasil, Inggris akan pergi meninggalkan Uni Eropa, sementara Skotlandia tetap menjadi anggota blok tersebut.
Di tengah polemik referendum Skotlandia, PM May pun kabarnya akan mengunjungi Edinburgh untuk mempromosikan strateginya untuk memulai proses Brexit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News