Seorang pendemo berteriak usai ditangkap polisi di Moskow, Rusia, 26 Maret 2017. (Foto: EPA)
Seorang pendemo berteriak usai ditangkap polisi di Moskow, Rusia, 26 Maret 2017. (Foto: EPA)

Uni Eropa Tuntut Rusia Bebaskan Demonstran Antipemerintah

Arpan Rahman • 27 Maret 2017 21:52
medcom.id, Brussels: Uni Eropa menuntut pembebasan "sesegera mungkin" terhadap ratusan orang yang ditahan dalam unjuk rasa antipemerintah di Rusia pada Minggu 26 Maret 2017. 
 
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga mengatakan, para pengunjuk rasa harus dapat "menggunakan hak mereka tanpa takut akan pembalasan dendam".
 
Para pendemo mendesak Perdana Menteri Dmitry Medvedev mundur atas tuduhan korupsi.

Pemimpin oposisi terkemuka Rusia, Alexei Navalny, yang menyerukan protes dan merupakan salah satu dari mereka yang ditangkap, muncul di pengadilan, pada Senin 27 Maret.
 
Navalny, 40, menulis tweet dari pengadilan: "Halo semua orang, saya di Tversky Court. Saatnya akan tiba ketika kita yang mengadili mereka (tapi dengan jujur)." Seperti dikutip BBC, Senin 27 Maret 2017.
 
Dia belum dihadapkan ke muka hakim, tetapi kemungkinan menghadapi tuduhan yang berkaitan dengan mengorganisasi protes terlarang dan bisa dibui selama 15 hari.
 
Protes akhir pekan menarik ribuan demonstran nasional, termasuk di Saint Petersburg, Wladivostok, Novosibirsk, Tomsk, dan beberapa kota lainnya, serta Moskow.
 
Setidaknya 500 pengunjuk rasa ditahan. Sebagian besar demo digelar tanpa izin resmi.
 
Gambar televisi menayangkan para demonstran berteriak: "Ganyang (Presiden Rusia Vladimir) Putin!", "Rusia tanpa Putin!" dan "Putin itu pencuri!". Para wartawan mengatakan, pawai itu tampaknya menjadi yang terbesar sejak demonstrasi antipemerintah pada 2011 dan 2012.
 
Apa yang Telah Dikatakan Uni Eropa dan AS?
 
Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan, tindakan polisi Rusia telah "menghambat pelaksanaan kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkumpul secara damai, yang hak-hak dasarnya diatur dalam konstitusi Rusia".
 
Pernyataan tersebut menambahkan: "Kami menyerukan pihak berwenang Rusia agar mematuhi sepenuhnya komitmen internasional yang telah dibuat, dan untuk membebaskan sesegera mungkin para demonstran damai yang telah ditahan."
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan dalam sebuah pernyataan, "orang-orang Rusia, seperti orang-orang lain di mana-mana, menghendaki pemerintah yang membuka pintu bagi berbagai gagasan, tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab, perlakuan yang sama di bawah hukum, dan kebebasan untuk menggunakan hak mereka tanpa takut akan pelarangan."
 
Protes Soal Apa?
 
Navalny menyerukan protes nasional setelah ia menerbitkan laporan yang mengklaim bahwa Medvedev memiliki rumah mewah, kapal pesiar, dan perkebunan anggur -- keuntungan yang menunjukkan pendapatannya jauh melebihi gaji resminya.
 
Laporannya, yang diunggah di YouTube, telah dilihat lebih dari 11 juta kali.
 
Terdapat pula tuduhan bahwa Medvedev memiliki rumah khusus untuk beternak bebek di salah satu propertinya -- dan pada Minggu, beberapa demonstran mengangkat gambar-gambar bebek karet kuning. Yang lain tampil dengan wajah dicat hijau, merujuk ke serangan baru-baru ini, di mana Navalny disemprot dengan cairan hijau.
 
Siapa Alexei Navalny?
 
Uni Eropa Tuntut Rusia Bebaskan Demonstran Antipemerintah

Alexei Navalny. (Foto: Twitter)
 
Sebagai kritikus paling keras dari Presiden Putin, Navalny memulai kampanye anti-korupsi dengan menulis di blog tentang sejumlah perusahaan yang dikendalikan negara pada 2008.
 
Dia lalu bergerak menentang partai yang berkuasa, Rusia Bersatu, dengan menyebutnya sebagai "partai penjahat dan pencuri".
 
Navalny memimpin protes besar-besaran menyusul pemilu 2011, yang terbesar di Moskow pada Desember tahun itu, setelah ia ditangkap dan dipenjara selama 15 hari.
 
Ia berniat mencalonkan diri sebagai presiden pada 2018, tetapi pengadilan telah menghukum dia atas penggelapan, yang tentu saja akan menghalangi pencalonannya. Navalny membantah tuduhan, dan menyebut kasus itu menggelikan.
 
Apa yang Kremlin Katakan?
 
Hanya sedikit yang keluar dari kubu pemerintah. Televisi pemerintah Rusia terkesan mengabaikan protes besar-besaran pada Minggu. Buletin terbitan Senin pagi juga kosong, sama-sama tidak memuatnya.
 
Meskipun juru bicara Medvedev menyebut tuduhan terhadap dirinya sebagai "serangan propaganda", perdana menteri sendiri belum berkomentar.
 
Koran pro-Kremlin juga mengabaikan protes besar, kemarin.
 
Namun wartawan BBC Steve Rosenberg di Moskow berkata, terdapat liputan di beberapa media lain. Harian bisnis Vedomosti melaporkan ketidakpuasan tingkat tinggi terhadap pemerintah, mengatakan bahwa generasi muda telah dipolitisasi.
 
Koran lain mengacu pada "musibah ulang tahun Putin" -- protes terjadi tepat 17 tahun setelah presiden menjabat -- dan mengatakan: "Beberapa bulan yang lalu, Alexei Navalny dipandang sebagai pahlawan kesiangan yang sudah ketinggalan kereta. Dia tidak kesiangan dan tidak ketinggalan zaman."
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan