medcom.id, Jakarta: Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin kembali mengangkat konflik Korea Utara (Korut) di mana Rusia mengecam keras uji coba peluncuran rudal balistik oleh Korut.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pun sudah mengeluarkan sanksi berkali-kali. Namun, Rusia beranggapan, sanksi itu seharusnya hanya ‘menghantam’ program nuklir Korut, bukan warganya.
"Kami mengecam apa yang dilakukan Korut. Namun, sanksi yang dikeluarkan DK PBB, kami pikir seharusnya hanya mengenai program nuklir mereka, tidak menyasar pada warganya," kata Dubes Galuzin kepada awak media, di kediamannya, Jakarta, Rabu 27 September 2017.
Ia juga mengatakan bahwa seharusnya ketegangan saat ini yang terjadi di Semenanjung Korea tidak digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk meningkatkan aktivitas militer di kawasan.
"Karena, jika Korut meningkatkan aktivitas nuklirnya, di sisi lain pasti AS dan sekutunya akan melanjutkan latihan gabungan yang juga akan meningkatkan ketegangan," ujar dia.
Sementara itu dalam beberapa hari terakhir, dunia dihebohkan perang kata-kata antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un. Trump menyebut Kim sebagai 'manusia roket' yang hanya peduli pada diri sendiri. Pernyataan Trump dilontarkan di hadapan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Dalam pidatonya, Trump bertekad menghancurkan Korut. Angkatan bersenjatanya, tutur Trump, sudah dipersiapkan untuk menyerang Pyongyang.
Kim juga tak mau kalah, ia mengatakan akan melepaskan rudal dan nuklir ke daratan AS. Ia juga mengingatkan Trump untuk berhati-hati atas ucapannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News