Meski tidak secara spesifik menyebut nama AS, Putin mengingatkan semakin meningkatnya risiko konflik terbaru. Ia juga mengingatkan kembali bahwa Korut adalah sebuah "negara berdaulat."
"Masalah-masalah sudah seharusnya diselesaikan via dialog, dan Korut sebaiknya tidak didorong hingga terpojok," ujar Putin dalam pidato di acara diplomasi luar negeri di Sochi, Rusia, seperti dikutip NBC News, Kamis 19 Oktober 2017.
Ketegangan meningkat antara Pyongyang dan Washington dalam beberapa pekan terakhir. Presiden AS Donald Trump berjanji pada Agustus lalu bahwa Korut akan menerima "api dan kemarahan" jika terus mengancam Korut.
Dalam pidato di PBB, Trump menyebut pemimpin Korut Kim Jong-un sebagai "manusia roket." Kim merespons dengan menyebut Trump sebagai "presiden gila."
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Korut menyatakan bahwa Trump telah "mendeklarasikan perang" terhadap negaranya. Ketika itu, rezim Kim mempertimbangkan untuk menembak jatuh pesawat pengebom AS.
Gedung Putih mengklarifikasi kemudian bahwa AS tidak mendeklarasikan perang.
Sementara itu, belakangan Korut mengirim sebuah surat ke berbagai negara terkait ketegangannya dengan AS. Australia, salah satu negara yang mendapatkan surat dari Korut, menilai rezim Kim sedang putus asa karena dibombardir serangkaian sanksi AS dan PBB.
Menlu Australia Julie Bishop mengatakan pengiriman surat ini merupakan hal yang tidak biasa dari negara terisolasi seperti Korut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
