Seorang sumber dari kepolisian setempat mengatakan tersangka penusukan adalah warga Afghanistan yang sedang mencari suaka di Prancis. Sementara seorang saksi mata di Villeurbanne, daerah pinggiran Lyon, menceritakan kejadian saat ini.
"Ada seorang pria berhenti di (halte bus) 57, dan mulai menyerang dengan pisaunya secara acak," ucap saksi mata, yang bajunya terkena noda darah.
"Dia menusuk dan melukai bagian perut seorang warga," lanjutnya, dikutip dari AFP. "Dia juga menusuk seorang pria di bagian kepala, melukai telinga seorang perempuan. Tidak ada orang yang menolong saat ini."
Tim medis datang ke lokasi dan melarikan delapan korban luka ke rumah sakit. Wali Kota Lyon Gerard Collomb, mantan menteri dalam negeri Prancis, datang ke lokasi dan berbicara kepada awak media. Ia mengaku belum mengetahui motif penusukan.
Polisi telah menangkap seorang tersangka penusukan dan saat ini berada di tahanan atas dugaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Motif serangan belum dapat ditentukan.
Merespons serangan, tokoh sayap kanan Prancis Marine Le Pen menilai bahwa "lemahnya kebijakan keimigrasian negara ini telah mengancam keselamatan warga."
Mei lalu, sebuah bom parsel di depan toko roti di Lyon melukai sedikitnya 14 orang. Pelaku, seorang pemuda asal Aljazair, ditangkap tiga hari kemudian. Menurut pengakuannya, ia telah mendeklarasikan kesetiaan kepada kelompok militan Islamic State (ISIS).
Sebelum terjadinya serangan itu, Lyon belum pernah tersentuh gelombang serangan teroris yang telah menewaskan 251 orang di Prancis sejak 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News