Bos IMF Christine Lagarde. (Foto: AFP / Adek Berry)
Bos IMF Christine Lagarde. (Foto: AFP / Adek Berry)

Macron Menangkan Pemilu, Bos IMF akan Ditunjuk Jadi PM Prancis?

Willy Haryono • 08 Mei 2017 10:13
medcom.id, Paris: Emmanuel Macron telah berangkat dari pendatang baru di dunia politik hingga menjadi presiden baru Prancis hanya dalam hitungan beberapa tahun. Dia menjanjikan pendekatan baru dalam perpolitikan Prancis, tapi seperti apakah pemerintahannya kelak?
 
Dua hari sebelum pemilu putaran kedua pada 7 Mei 2017, Macron mengaku sudah mengantongi nama yang akan dijadikan perdana menteri jika dirinya menang.
 
Dia tidak menyebut nama, hanya mengatakan bahwa tokoh itu adalah "seseorang yang berpengalaman di dunia politik, dan memiliki kemampuan memimpin mayoritas parlemen."

Merupakan suatu subjek tabu untuk membicarakan nama kandidat PM, bahkan di dalam internal partainya sendiri, En Marche!. Menurut surat kabar Le Monde, seorang staf En Marche! mengatakan nama kandidat tidak boleh disebutkan, bagaikan "seorang pelaut yang menolak mengucapkan kata 'kelinci' karena takut membawa kesialan."
 
Hasil exit poll Kementerian Dalam Negeri Prancis menempatkan Macron sebagai pemenang dengan 66 persen suara melawan 35 persen yang diraih Marine Le Pen.
 
 Macron Menangkan Pemilu, Bos IMF akan Ditunjuk Jadi PM Prancis? 
Emmanuel Macron (kanan) dan Marine Le Pen. (Foto: AFP)
 
Opsi Terbaik?
 
Macron menjanjikan wajah-wajah baru dari luar perpolitikan Prancis selama ini. Sebuah survei pada Jumat 5 Mei 2017 mengindikasikan bahwa Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde adalah tokoh favorit untuk mengisi jabatan PM. 
 
Sejumlah analis meyakini Lagarde adalah opsi terbaik bagi Macron. Walau Lagarde memiliki pengalaman kementerian, dia secara teknis belum pernah terpilih untuk mengisi jabatan publik, sehingga dirinya dapat dikualifikasikan sebagai penyegaran politik Prancis. 
 
Nama lain yang mungkin dipertimbangkan Macron termasuk Menteri Pertahanan Yves Le Drian. "Penunjukkan (Le Drian) akan menjadi gestur yang menentramkan," kata Pierre Haski, mantan wakil editor surat kabar Liberation.
 
Le Drian dianggap mampu menjawab kritikan sayap kanan terhadap Macron yang dinilai terlalu lembek dalam mengatasi masalah terorisme.
 
Ada pula beberapa nama senior seperti tokoh sentral Francois Bayrou dan anggota parlemen Eropa Sylvie Goulard. Namun kemenangan Macron adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, jadi masih terlalu dini untuk berspekulasi.
 
"Kita belum pernah melihat ini sebelumnya: sebuah tim yang dibentuk dari nol," tutur Haski.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan