Dengan sejumlah plakat bertuliskan "makan kekayanan" dan "Perangi WEF, Trump, kapitalisme," para pedemo juga memprotes pertemuan tahunan para elite politik dan bisnis di resor ski mewah di Davos.
Seperti dikutip AFP, WEF di Davos biasanya selalu memicu unjuk rasa berskala rendah pada setiap tahunnya. Namun setelah adanya pengumuman dadakan pekan ini bahwa Trump akan hadir pada 22-26 Januari mendatang, otoritas Swiss mengingatkan "potensi tinggi kekerasan" harus selalu diasumsikan akan terjadi.
Namun unjuk rasa terbaru di Bern, yang dijalankan sebuah grup bernama RJG, berlangsung tenang dan tanpa insiden.
Dalam situsnya, RJG mengatakan "meski adanya polisi dalam jumlah besar dan provokasi signifikan dari polisi, unjuk rasa berjalan sukses."
"World Economic Forum mengklaim menjadi landasan bagi solusi konstruktif masalah-masalah global. Namun itu masih menjadi pertemuan untuk mendiskusikan agenda neoliberal," lanjutnya.
Sebuah petisi berjudul "Trump tidak diharapkan -- jauhi Davos" oleh grup Campax telah mendapat dukungan hingga lebih dari 12.880 tanda tangan.
Protes lainnya terhadap rencana kedatangan Trump dijadwalkan berlangsung pada 23 Januari malam di Zurich.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News