Gambar yang diterbitkan oleh media Swedia menunjukkan kerusakan pada fasad bangunan, pintu depan dihancurkan dan pecahan kaca dan puing-puing berserakan di tanah.
Beberapa mobil di dekatnya juga rusak oleh ledakan itu, yang penyebabnya tidak diketahui, di lingkungan yang aman di Ostermalm.
"Pada saat ini tidak mungkin untuk mengatakan apakah ledakan itu terjadi di dalam atau di luar gedung," kata seorang juru bicara polisi kepada surat kabar Aftonbladet, yang dikutip AFP, Senin, 13 Januari 2020.
Pihak berwenang diperingatkan akan terjadinya ledakan tidak lama setelah pukul 01:00 waktu setempat dan bangunan dievakuasi tidak lama setelahnya. Investigasi awal telah dibuka atas kejadian yang menyebabkan kehancuran dan membahayakan publik.
Dua jam kemudian, sekitar pukul 3.00 pagi, ledakan lain terjadi di luar sebuah klub malam di Uppsala, sekitar 70 kilometer utara Stockholm, meskipun tidak ada hubungan antara ledakan yang telah terjadi. Tidak ada cedera yang dilaporkan.
Swedia memiliki tingkat kekerasan yang rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat lainnya. Namun negara Nordik itu mengalami lonjakan kekerasan terkait geng -,sering dikaitkan dengan perdagangan narkoba,- dalam beberapa tahun terakhir.
Selain penembakan yang mengakibatkan puluhan kematian dan cedera setiap tahun, kelompok-kelompok saingan mulai secara rutin menggunakan alat peledak untuk mengintimidasi musuh-musuh mereka. Ini termasuk granat tangan dan termos yang penuh dengan bahan peledak.
Dari Januari hingga November 2019, 236 ledakan dilaporkan. Dewan Nasional Swedia untuk Pencegahan Kejahatan melaporkan, hanya sedikit dari kejadian itu yang mengakibatkan cedera serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News