Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Pusat Kazakhstan, seperti dikutip laman AFP, Senin 10 Juni 2019, Tokayev meraih 70,76 persen suara. Angka tersebut jauh meninggalkan kandidat oposisi Amirzhan Kosanov yang hanya meraup 16,2 persen suara.
Kemenangan Tokayev sudah diprediksi banyak pihak. Tokayev menjadi presiden interim pada 20 Maret 2019, setelah Nazarbayev mengundurkan diri satu hari sebelumnya.
Namun pemilu di Kazakhstan pada Minggu 9 Juni diwarnai aksi protes terbesar di negara tersebut sejak tiga tahun terakhir. Sejumlah demonstran mendesak agar pemilu diboikot karena mencurigai adanya kecurangan.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan sekitar 500 orang ditahan di tengah momen pelaksanaan pemilu. "Sejumlah elemen radikal ditahan karena menggelar unjuk rasa ilegal," kata Wakil Mendagri Marat Kozhayev.
Dua jurnalis AFP termasuk dari deretan orang yang ditahan di kota Almaty. Di kota tersebut, aparat keamanan membubarkan sebuah aksi protes yang diikuti ratusan orang.
Jurnalis dari Radio Free Europe/Radio Liberty dan sebuah situs lokal juga ditahan aparat. Seorang perwakilan dari Norwegian Hensinki Comittee dan satu analis lokal turut ditangkap. Mereka semua dibebaskan beberapa waktu kemudian.
Belum ada satu pemilu pun di Kazakhstan yang dinilai benar-benar berlangsung demokratis oleh Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Dalam pemilu terbaru di Kazakhstan, OSCE mengirim 300 pengamat.
OSCE dijadwalkan merilis hasil pengamatan mereka terhadap pemilu Kazakhstan pada Senin ini.
Baca: Presiden Mundur, Ibu Kota Kazakhstan Ganti Nama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
