Selama 15 menit mengamuk, pria berusia 32 tahun itu menabrak kursi dorong yang membawa anak kembar berumur tujuh bulan dan nyaris menewaskan pasangan tua. Untungnya tidak ada korban yang terluka parah.
"Pelaku membajak ambulans dan mencoba melarikan diri. Dia sengaja mengendarai mobil ke trotoar untuk menabrak orang-orang secara acak, dan juga mencoba menabrak mobil polisi," Johan Fredriksen, kepala operasi di Kepolisian Oslo mengatakan kepada stasiun penyiaran publik Norwegia NRK.
Dia katakan polisi telah mencoba dan gagal menghentikan ambulans tiga kali dengan melepaskan tembakan sebelum dihentikan. Kemudian menabrak gerbang sebuah bangunan, setelah saksi mata mengatakan polisi menghancurkan kaca depan dan menarik pria itu dari dalam.
Foto-foto menunjukkan bahwa ambulans berlubang peluru di pintu kiri depan. Di dalam kendaraan, polisi menemukan senapan, senapan mesin ringan Uzi, dan sejumlah besar narkoba.
Pria itu dituduh melakukan percobaan pembunuhan, sementara seorang wanita berusia 25 tahun, yang juga diduga terlibat, telah didakwa dengan pelanggaran senjata. Sebelum wanita itu ditangkap tak lama sebelum pukul 16.00 waktu setempat, polisi mengatakan dia tampaknya ‘mabuk’.
Menurut NRK, pria itu sebelumnya dihukum karena daftar panjang pelanggaran, termasuk membuat ancaman ilegal, menggunakan senjata api, pelanggaran narkoba, vandalisme, dan pencurian.
Beberapa sumber independen mengatakan kepada penyiar bahwa dia telah menyebarkan propaganda untuk Gerakan Perlawanan Nordik, meskipun mereka mengatakan dia bukan anggota kelompok neo-Nazi.
Norwegia bersiaga terhadap serangan teroris sayap kanan, setelah 77 orang tewas dalam pembantaian senjata dan bom brutal yang dipasang pada 2011 oleh Anders Breivik.
Pada konferensi pers, perwira senior polisi Oslo Grete Lien Metlid mengatakan para penyelidik "mengetahui informasi" tentang kaitan pria itu dengan kaum kanan-jauh, tetapi mengatakan masih terlalu dini untuk menilai peran apa, jika ada, yang mereka mainkan dalam serangan itu.
"Apa tujuannya? Apa motifnya? Kita tidak bisa menjawab ini pada tahap awal penyelidikan," katanya, disitir dari Daily Telegraph, Rabu, 23 Oktober 2019.
Menurut surat kabar Dagbladet, polisi mencurigai pria itu mungkin telah membajak ambulans setelah menabrakkan mobil yang dikendarainya.
Sesaat sebelum pembajakan dimulai pada pukul 00.30 Selasa, seseorang yang diyakini sebagai tersangka difoto membawa tas Ikea biru dengan muatan yang sangat besar sehingga ia harus membawanya dengan kedua tangan.
Pada awal 2017, pria itu terlibat dalam kejar-kejaran dengan mobil polisi setelah dia menolak berhenti untuk tes pernapasan. Dia kemudian mengurung diri di sebuah properti, setelah itu polisi bernegosiasi dengannya selama beberapa jam.
Ketika mereka akhirnya mendapatkan akses, mereka menemukan apa yang digambarkan sebagai ‘bom api’ di dalam properti.
Pria itu dipenjara selama empat pekan karena pelanggaran tersebut, meskipun pengadilan memperingatkan dalam putusannya bahwa ada "tingkat kemungkinan yang kuat bahwa terdakwa akan kembali melakukan kejahatan yang sama dengan yang ia dituntut jika dibebaskan".
Pria itu juga telah lama berjuang dengan masalah narkoba, dan sebelumnya dijatuhi hukuman pengobatan narkoba.
Dugaan teror
Annette Aamodt, penasihat senior di layanan keamanan polisi PST Norwegia, mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa dia setuju dengan polisi bahwa terlalu dini untuk menilai apakah pembajakan itu dimaksudkan sebagai serangan teror.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa itu ada hubungannya dengan aksi ekstrem, atau jika itu berkaitan dengan kejahatan," katanya. "Kami bekerja sama erat dengan distrik kepolisian Oslo dan kami melakukan penilaian dalam skala luas untuk mencari tahu apakah ini akan mempengaruhi tingkat ancaman di Norwegia," sambungnya.
Rumah Sakit Universitas Oslo sudah mengkonfirmasi bahwa tidak satu pun dari tiga karyawan yang berada di ambulans pada saat pembajakan telah terluka, dan bahwa dua bocah kembar "hanya menderita luka ringan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News