"Tapi saat ini tim kami belum mendapatkan bukti adanya penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil," sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Saat buktinya sudah cukup, saya akan langsung melakukan apa yang sudah saya janjikan," lanjut dia, seperti dikutip AFP.
Macron menegaskan prioritas Prancis di Suriah masih belum berubah, yakni menggempur habis teroris dan ekstremis.
Ia menyerukan adanya pertemuan internasional mengenai Suriah, yang lokasinya di kawasan Timur Tengah jika memang memungkinkan.
Baca: Pasukan Suriah Makin Deras Lakukan Serangan ke Pemberontak
Akhir Januari lalu, Suriah membantah telah menggunakan senjata api dalam operasinya melawan sejumlah grup pemberontak. Rusia, sekutu Suriah, menyebut tuduhan itu sebagai "kampanye propaganda."
Pekan kemarin Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan "semua indikasi" menunjukkan pasukan Assad menggunakan senjata klorin terhadap warga sipil. Namun pihaknya masih dapat menentukannya dengan jelas karena belum semua bukti terkumpul.
Damaskus sudah berulang kali dituduh menggunakan senjata kimia. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga pernah menuduh Suriah menggunakan serangan gas sarin di desa Khan Sheikhun pada April 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News