Unjuk rasa nasional menyusul protes besar akhir pekan lalu untuk menekan Kremlin membebaskan 'lawan' Presiden Vladimir Putin. Polisi Moskow menahan sedikitnya 100 orang ketika aksi protes dimulai di bawah salju pukul 09.00 waktu setempat.
OVD-Info, sebuah kelompok pemantau protes mengatakan polisi menahan 1.009 orang di seluruh penjuru negeri. Dilansir dari Metro US, Yulia, pengunjuk rasa berusia 40 tahun mengatakan ia datang ke protes tersebut meskipun mengalami serangan panik pada malam sebelumnya.
"Saya mengerti bahwa saya hidup dalam keadaan tanpa hukum sama sekali. Di negara polisi, tanpa pengadilan independen. Di negara yang dikuasai korupsi, saya ingin hidup berbeda," tuturnya, Minggu, 31 Januari 2021.
Di sisi lain, polisi membela diri dengan mengatakan protes tersebut ilegal karena tidak mengantongi izin. Pihak berwenang mengatakan demonstran dapat menyebarkan covid-19.
Navalny ditahan pemerintah Rusia karena mengkritik pusat pemerintahan negara itu. Dia ditangkap ketika baru saja kembali dari Jerman usai menghabiskan waktu lima bulan menyembuhkan diri dari keracunan zat saraf.
Navalny menuduh keracunan yang dialaminya didalangi Kremlin. Hal itu didasarkan pada laporan laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia, serta tes oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang menetapkan bahwa ia terpapar zat saraf Novichok yang dikembangkan di era Soviet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News