"Orang-orang fanatik ini tidak ada hubungannya dengan kepercayaan umat Muslim. Persatuan adalah senjata terbaik bagi kita," ujar Hollande, seperti dikutip AFP, Sabtu (10/1/2015).
Said Kouachi dan Cherif Kouachi menjadi tersangka utama dalam serangan yang terjadi di kantor Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015). Keduanya tewas ketika pasukan Prancis mengepung mereka di sebuah pabrik cat, pada Jumat (9/1/2015).
Sementara pelaku penyerangan ketiga, adalah pelaku penembakan terhadap seorang polisi wanita di Montrouge, pada Rabu. Dirinya kemudian melakukan penyanderaan di toko kelontong Yahudi dan membunuh empat orang sandera di hari yang sama ketika Kouachi bersaudara terkepung polisi.
Pelaku penyerangan ini akhirnya tewas di tangan pasukan polisi yang berupaya untuk mengakhiri drama penyanderaan. Saat ini masih diselidiki apakah penyerang ketiga ini memiliki kaitan dengan pelaku penyerangan di Charlie Hebdo.
Guna memberikan penghormatan kepada warga tidak bersalah yang tewas dalam dua drama penyerangan itu, beberapa politikus, aktivis dan institusi keagamaan berencana untuk melakukan long march bersama pada Minggu (11/1/2015).
Hollande mengatakan, dirinya dan beberapa pemimpin dunia lain akan berpartisipasi dalam acara peringatan tersebut. Mereka yang menyatakan kehadirannya antara lain Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. Perdana Menteri Inggris, Italia dan Spanyol juga mengkonfirmasi kehadirannya.
"Ancaman terhadap Prancis tidak akan berhenti di sini. Jadi saya peringatkan untuk kalian tetap waspada," tegas Hollande.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News