Ilustrasi Metrotvnews.com
Ilustrasi Metrotvnews.com

Sepanjang 2016, Puluhan Balita Inggris Kerap Jadi Korban Pedofil

Arpan Rahman • 24 Maret 2017 08:32
medcom.id, Cambridge: Hampir 30 balita menjadi korban pedofil di Cambridgeshire tahun lalu, angka baru itu telah terungkap.
 
Data yang diperoleh oleh Komunitas Nasional untuk Mencegah Pelecehan (NSPCC) muncul seiring imbauan beramal buat investasi dalam layanan pemulihan dini bagi anak-anak yang dilecehkan. Jumlah kejahatan seks anak dicatat oleh polisi di Cambridgeshire berjumlah 608, tahun lalu, menurut data.
 
Polisi mencatat kejahatan terhadap anak-anak, termasuk pemerkosaan, kekerasan seksual, dan eksploitasi seksual. Sebanyak 188 kejahatan tercatat atas anak-anak berusia 10 dan di bawahnya, sedangkan 29 dari kejahatan itu dilakukan terhadap anak-anak yang masih kecil, bahkan sebelum masuk sekolah dasar.
 
Jumlah kejahatan seks anak dicatat oleh polisi di Suffolk naik menjadi 604, tahun lalu. Jumlah pelanggaran meningkat 36 persen dari tahun sebelumnya. Polisi mencatat kejahatan terhadap anak-anak, termasuk pemerkosaan, kekerasan seksual, dan eksploitasi seksual.
 
Sebanyak 151 kejahatan merundung anak-anak berusia 10 dan di bawahnya, sedangkan 26 dari kejahatan itu dilakukan terhadap anak-anak yang berada di bawah usia SD. Statistik terbaru yang diperoleh dari permintaan NSPCC ke polisi menemukan bahwa secara nasional petugas mencatat kejahatan seks 55.507 anak tahun lalu, rata-rata satu pelanggaran setiap 10 menit.
 
Demi mengatasi meningkatnya jumlah anak-anak yang jadi korban, NSPCC menyerukan pelatihan khusus bagi polisi menyelidiki pelecehan anak secara daring, rehabilitasi efektif buat pelaku kejahatan seks anak, dan investasi dalam layanan intervensi dini untuk membantu anak-anak pulih.
 
Program NSPCC "Bersuaralah. Tetap Aman" berupa kunjungan ke sekolah-sekolah dasar di Inggris agar membantu anak-anak mempelajari tanda-tanda kekerasan dan apa yang harus dilakukan jika mereka telah menjadi korban pelecehan.
 
Layanan amal Letting The Future In juga menyediakan terapi bagi anak-anak yang telah mengalami pelecehan seksual, dan program "Lindungi dan Hormati" membantu anak-anak yang lebih tua dan orang-orang muda yang telah, atau berisiko, dieksploitasi secara seksual.
 
Direktur Eksekutif NSPCC Peter Wanless mengatakan: "Peningkatan tajam ini menelanjangi betapa luas kejahatan mengerikan ini terhadap anak-anak yang telah menjadi korban, mengklaim beberapa korban setiap jam, beberapa anak di antaranya bahkan belum bisa mengucapkan kata-kata."
 
"Pelecehan seksual bisa menghancurkan kehidupan anak dan membuat mereka merasa malu, depresi, atau bahkan bunuh diri. Sekarang, lebih dari sebelumnya, korban membutuhkan bantuan secepatnya demi membantu mereka pulih dari derita dan menjalani kehidupan penuh bahagia," tuturnya, seperti dikutip Cambridge News, Kamis 23 Maret 2017.
 
"Pemerintah harus berkomitmen dana untuk intervensi dini yang lebih baik demi membantu anak-anak ini, yang bukan karena kesalahan mereka sendiri jadi menderita," cetusnya.
 
Juru bicara polisi Cambridgeshire berkata, terdapat peningkatan umum dalam jumlah pelaku menggunakan media sosial dan internet untuk menjalin hubungan dengan anak-anak. Dia menambahkan, aparat kepolisian telah melacak beberapa sumber, menargetkan penyelidikan jenis ini, dan meyakinkan dalam laporan bahwa jumlahnya meningkat.
 
Juru bicara itu mengatakan: "Melindungi anak-anak dari bahaya, menjaga mereka aman, dan menyelidiki kejahatan pelecehan anak dalam segala bentuk adalah prioritas bagi Kepolisian Cambridgeshire.
 
"Apakah Anda seorang korban, teman atau orang dewasa, adalah tanggung jawab setiap orang buat menghentikan segala bentuk kekerasan dan cepat laporkan kepada seseorang; teman, orangtua, guru, orang dewasa yang dipercaya atau polisi," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan