Pada 12 Maret 1938, pemimpin Nazi Adolf Hitler memerintahkan sekitar 200 ribu prajurit, perwira unit SS dan polisi untuk menginvasi Austria. Hitler mendeklarasikan "Anschluss" atau aneksasi terhadap negara kelahirannya tersebut.
"Hari Peringatan" digelar di Austria pada Senin ini, untuk menandai peristiwa 1938 yang mengubah sejarah negara secara keseluruhan. Invasi Nazi ke Austria adalah peristiwa pendahuluan dari Perang Dunia II.
Saat ditanya surat kabar Kurier mengenai apa yang bisa dipelajari warga Austria dari aneksasi Nazi, Van der Bellen menjawab: "Jangan terpengaruh (ideologi neo-fasis dan sayap kanan)."
"Masyarakat harus mensyukuri situasi damai dan stabilitas politik saat ini, karena bisa saja berubah sewaktu-waktu," lanjut dia, seperti dilansir AFP.
Van der Bellen -- orang yang mengalahkan kandidat capres anti-imigran pada 2016 -- mengatakan bahwa kelompok minoritas di negaranya kini mendapat perlindungan yang lebih baik.
"Mereka tidak bisa dianiaya begitu saja oleh mayoritas seperti Austria di masa lalu," sebut Van der Bellen.
Sejak berkuasa pada Desember, sang presiden terus menyerukan kewaspadaan dan toleransi antar kelompok masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News