Kegiatan pada 31 Januari itu bertepatan dengan peringatanpenyelenggaraan Sarasehan ke-100, KBRI Berlin menggelar diskusi terbatas dengan menghadirkan pejabat dari beberapa kementerian dan lembaga di Jerman.
Ketujuh pembicara dari Jerman adalah Direktur Jenderal Asia Pasifik Kemenlu Jerman Ina Lepel, Staf Ahli Bidang Politik Keamanan Internasional dan Hubungan Bilateral, Kementerian Federal Bidang Pertahanan Dr. Oliver Bange, Ketua Bidang Investigasi, Pelacakan, dan Penanggulangan Ancaman, Kepolisian Federal Martin Grönert, Ketua Bidang 310 Organisasi Dasar Kerja Sama Asia Tenggara, Kementerian Federal Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, Jutta Kranz-Plote.
Hadir pula dalam acara ini Ketua Bidang Asia Selatan, dan Asia Tenggara, Pasifik Kadin Jerman, Sabrina Netzer, Staf Ahli Bidang Politik, Keilmua Luar Negeri, Pendidikan, Penelitian dan Budaya, Kemlu Jerman/Mantan Dubes Jerman untuk Indonesi, Heidrun Tempel dan Ketua Bidang Strategi dan Pengendalian, Lembaga Pertukaran Akademis Jerman (DAAD ) Michael Hörig.
Sementara dari Indonesia Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno dan Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH juga menyampaikan paparan pada Sarasehan tersebut.
“Perkembangan hubungan bilateral Indonesia dan Jerman yang dari waktu ke waktu semakin luas dan meningkat. Mulai dari kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme sampai ke kerja sama peminjaman harimau Sumatera. Semua itu adalah refleksi dari kedekatan hubungan antar kedua negara. Kedekatan hubungan ini juga mempertegas peran penting kedua negara di masing-masing kawasan,” ujar Dubes Havas, dalam keterangan tertulis KBRI Berlin, yang diterima Medcom.id, Selasa, 5 Februari 2019.
“Masih banyak peluang yang perlu kita raih. Sebagai contoh, kita perlu membentuk Indonesia-Germany Vocational Training Institute di Jakarta. Selain memperkuat people to people contact, pendirian Institute ini juga akan mendorong penyiapan tenaga kerja Indonesia yang lebih terampil," kata Dubes Havas.
Di sisi lain, Dubes Ina Lepel menegaskan bahwa Indonesia dan Jerman memiliki konsensus yang luar biasa terhadap berbagai isu global. Menurutnya Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang perlu diperhitungkan di Asia. Penunjukan Indonesia sebagai country partner Hannover Messe 2020 adalah bentuk indikasi dari hal tersebut.
Sarasehan dalam bentuk diskusi panel yang bertajuk: “Indonesia and Germany Facing Challenges Together” membahas isu di bidang politik, pertahanan, kemaritiman, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya. Hasil sarasehan ini dituangkan dalam butir rekomendasi yang disebut Guidelines for the Future”.
Dalam rekomendasi, sejumlah langkah konkret untuk peningkatan kerja sama dicatat: perluasan area kerja sehubungan dengan keanggotaan tidak tetap kedua negara di DK-PBB, peningkatan pengaturan maritim, strategi dalam mengatasi gerakan radikal dan terorisme, persiapan Indonesia sebagai country partner Hannover Messe 2020, Implementasi SDGs dan Paris Climate Agreement, peningkatan pendidikan serta kerja sama pengembangan sistem untuk penanggulangan bencana alam.
Diskusi ini bukan seminar umum, akan tetapi suatu platform dialog di antara kalangan pembuat keputusan yang dapat memberikan pengaruh langsung terhadap pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Jerman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News