Setelah FAO mengumumkan bahwa infeksi flu babi telah meluas ke Laos, sejumlah pakar menilai ini adalah wabah terbesar penyakit hewan dalam sejarah dunia.
Dalam laporan terbaru pada Kamis malam, FAO mengatakan lebih dari 3,7 juta babi di kawasan telah dimusnahkan sejak wabah flu Afrika dimulai di Tiongkok pada Agustus tahun lalu.
Dilansir dari laman The Manila Times, Sabtu 22 Juni 2019, Vietnam adalah negara paling terdampak kasus flu babi Afrika. Vietnam telah memusnahkan sedikitnya 2,6 juta babi, sedangkan Tiongkok lebih dari 1,1 juta ekor.
Wabah flu babi Afrika dengan skala yang lebih kecil dilaporkan terjadi di Hong Kong, Taiwan, Korea Utara, Kamboja dan Mongolia.
Flu babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia, tapi fatal terhadap babi. Hingga kini belum ada obat efektif dalam mengatasi flu babi Afrika.
Karena Tiongkok dan Vietnam dilanda wabah, harga daging babi di pasar global meningkat hingga 40 persen. "Ini adalah wabah terbesar penyakit hewan dalam sejarah dunia," kata Dirk Pfieffer, seorang epidemiolog dari City University of Hong Kong.
"Belum pernah ada wabah dengan skala sebesar ini sebelumnya," lanjut dia.
Di Korea Selatan, dimana banyak warga mengonsumsi daging babi, muncul kekhawatiran wabah akan datang dari negara tetangga mereka, Korut. Jika wabah terjadi di Korsel, maka sekitar 6.300 peternakan babi di negara tersebut dapat mengalami kerugian besar.
"Pengendalian penyakit hewan harus diprioritaskan di level tertinggi oleh pemerintah bersangkutan," sebut laporan terbaru FAO. "Strategi pengendalian wabah harus diterapkan," lanjutnya.
Baca: Cegah Flu Babi Afrika, Denmark Bangun Pagar Perbatasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News