Kapal tanker Inggris Stena Impero yang disita oleh Iran. Foto: AFP.
Kapal tanker Inggris Stena Impero yang disita oleh Iran. Foto: AFP.

Jerman Tolak Bergabung dengan Misi AS di Selat Hormuz

Arpan Rahman • 02 Agustus 2019 15:06
Berlin: Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan negaranya tidak akan berpartisipasi dalam misi angkatan laut pimpinan Amerika Serikat (AS) di Selat Hormuz. Pernyataan itu memicu tanggapan frustrasi dari Duta Besar Washington untuk Berlin.
 
Baca juga: AS Desak Jerman Bantu Amankan Selat Hormuz.
 
Maas berkata kepada wartawan dalam perjalanan ke Polandia pada Rabu bahwa "Jerman tidak akan ambil bagian dalam misi laut yang dikerahkan dan direncanakan oleh Amerika Serikat." Ia menambahkan situasi di Teluk, di mana ketegangan meningkat antara AS dan Iran, sangat serius, dan bahwa segala sesuatu harus dilakukan demi menghindari eskalasi.

AS secara resmi minta pada awal pekan agar Jerman dan sekutu Eropa lainnya mengambil bagian dalam misi angkatan laut. Katanya, misi diperlukan buat melindungi rute pengapalan di jalur strategis di mana sekitar 20 persen dari minyak dunia lewat dan untuk "memerangi agresi Iran".
 
Keputusan tidak bergabung dengan misi tersebut dimotivasi keyakinan Berlin bahwa strategi AS melakukan "tekanan maksimum" terhadap Iran adalah "keliru", kata Maas, dirilis dari Al Jazeera, Kamis 1 Agustus 2019.
 
Salah satu hambatan utama terhadap keterlibatan Jerman dalam operasi militer di Teluk ialah oposisi oleh Sosial Demokrat, mitra junior dalam koalisi berkuasa yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel.
 
Frustrasi atas pernyataan Maas, Dubes AS untuk Jerman Richard Grenell berbicara kepada Augsburger Allgemeine tentang upaya Washington selama beberapa pekan terakhir supaya membuat pemerintah Merkel bergabung dengan misi.
 
"Jerman adalah kekuatan ekonomi terbesar di Eropa, keberhasilan ini membawa tanggung jawab global," kata Grenell kepada surat kabar itu, Kamis.
 
Misi dipimpin Eropa
 
Secara terpisah, London pekan lalu menyerukan misi yang dipimpin Eropa guna melindungi pengiriman komersial di Teluk setelah Iran merampas kapal tanker minyak berbendera Inggris, langkah balasan setelah pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker minyak Iran di dekat Gibraltar.
 
Tetapi aliansi maritim itu, yang diusulkan bahkan ketika AS terus mendesak misi yang akan mencakup pasukannya, jauh lebih kuat daripada sekutu-sekutu Eropa, juga gagal mendapatkan dukungan Berlin.
 
Hubungan antara AS dan Jerman memburuk sejak Presiden Donald Trump menjabat, karena ketidaksepakatan pada berbagai masalah mulai dari pengeluaran pertahanan untuk tarif perdagangan hingga pipa gas NordStream 2.
 
Berlin juga telah kritis terhadap kebijakan Washington tentang Iran sesudah penarikan sepihak tahun lalu dari kesepakatan nuklir penting yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia. Ditambah kampanye "tekanan maksimum" sanksi ekonomi dari administrasi Trump yang bertujuan memaksa Iran berunding mencapai kesepakatan baru.
 
"Setelah berkali-kali menyerang Jerman, (Trump) ingin mereka sekarang berkontribusi pada misi Teluk," Miguel Otero, seorang analis senior di Elcano Royal Institute, menulis di Twitter. "Tidak heran mereka berkata: nein (tidak)!" pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan