Capres dari Partai Progresif Serbia (SNS) meraih 55 persen suara, berdasarkan hitungan awal Komisi Pemilihan Republik Serbia dan beberapa exit poll.
Seperti dikutip Intellinews, kemenangan Vucic dapat diartikan sebagai kemajuan positif bagi Serbia untuk melanjutkan proses masuk sebagai salah satu anggota Uni Eropa. Vucic akan menentukan PM baru Serbia dalam dua bulan ke depan.
Meski pilpres Serbia dipenuhi kampanye hitam dan ujaran kebencian, kemenangan ini sudah dapat diprediksi. Sejumlah pengamat menilai Vucic akan menang telak di putaran pertama, dan akan tetap menang seandainya pilpres berlanjut ke putaran kedua.
Kejayaan Vucic di putaran pertama, yang mengungguli 10 kandidat lainnya, adalah hasil dari banyaknya oposisi yang tidak bersatu mendorong kandidat tunggal.
Kejutan terbesar adalah performa dari Sasa Jankovic, yang berhasil bertengger di putaran kedua meski sejumlah jajak pendapat menempatkannya di urutan bawah. Jankovic meraih 16 persen suara, berusaha menggalang dukungan dari masyarakat yang relatif berideologi tengah ke kiri.
Ada spekulasi di Serbia bahwa oposisi tidak akan menyerah dalam memperjuangkan perubahan di bawah pemerintahan Vucic. Sejumlah pengamat menilai oposisi di Serbia pada suatu saat akan membentuk sebuah koalisi efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News