Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)

Membawa Agenda Nuklir Iran, Macron ke AS Pekan Depan

Arpan Rahman • 21 April 2018 19:09
Jenewa: Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana melakukan kunjungan perdananya ke Gedung Putih pekan depan. Ia datang dengan membawa agenda perjanjian nuklir Iran, dimana sejumlah pemimpin Eropa mendesak Presiden AS Donald Trump agar tidak menarik diri dari kesepakatan tersebut. 
 
Macron dijadwalkan tiba di AS pada Senin 23 April 2018, empat hari sebelum kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Gedung Putih. Keduanya diharapkan dapat membujuk Trump tetap berkomitmen terhadap perjanjian Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA). 
 
JCPOA dibuat agar Iran bersedia membatasi program nuklirnya, dengan pencabutan sejumlah sanksi ekonomi sebagai gantinya.

Perjanjian ini ditandatangani Iranm AS, Prancis, Jerman, Inggris, Tiongkok, Rusia, dan Uni Eropa.
 
Sejumlah pejabat Inggris, Prancis, dan Jerman sudah berdiskusi dengan AS mengenai rencana Trump menarik diri JCPOA pada 12 Mei. Kabar disampaikan Robert Wood, Duta Besar AS untuk masalah perlucutan senjata. 
 
"Isu-isu ini (terkait JCPOA) harus ditangani. Kami berharap dapat membuat kesepakatan yang juga dirasakan nyaman oleh presiden (Trump)," ujar Macron kepada awak media di Jenewa, seperti disitir UPI, Sabtu 21 April 2018.
 
Januari lalu, Trump bertekad memperluas sanksi kepada Iran untuk kali terakhir.
 
"JCPOA memberi Iran terlalu banyak keuntungan. Keuntungan besar yang diterima rezim Iran atas kesepakatan ini, senilai lebih dari USD100 miliar, termasuk USD1,8 miliar dalam bentuk tunai, belum digunakan untuk memperbaiki kehidupan rakyat Iran," kata Trump pada Januari.
 
"Sebaliknya, uang itu digunakan sebagai dana gelap untuk program senjata, teror, dan penindasan, dan juga untuk mengisi kantong para pemimpin rezim yang korup. Orang-orang Iran tahu hal ini, yang merupakan salah satu alasan mengapa begitu banyak massa yang turun ke jalan untuk mengekspresikan kebiadaban pemerintah mereka," lanjut Trump.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan