Presiden Prancis Francois Hollande (tengah) dikelilingi sejumlah pejabat negara dan petinggi dunia dalam acara solidaritas melawan terorisme di Paris, Prancis, Minggu (11/1/2015) - AFP / MATTHIEU ALEXANDRE / POOL
Presiden Prancis Francois Hollande (tengah) dikelilingi sejumlah pejabat negara dan petinggi dunia dalam acara solidaritas melawan terorisme di Paris, Prancis, Minggu (11/1/2015) - AFP / MATTHIEU ALEXANDRE / POOL

Setelah Charlie Hebdo, Prancis Fokus Selidiki Kebocoran Keamanan

Willy Haryono • 12 Januari 2015 14:10
medcom.id, Paris: Prancis mengalihkan perhatiannya terhadap kebocoran keamanan yang menyebabkan terjadinya rentetan serangan teroris paling mematikan dalam setengah abad terakhir.
 
Pemerintah harus mencari penyebab utama mengapa pembantaian di kantor Charlie Hebdo, pembunuhan seorang polisi wanita dan penyanderaan di toko kelontong Kosher milik Yahudi, bisa terjadi di Prancis selama tiga hari berturut-turut.
 
Presiden Prancis Francois Hollande berencana menggelar rapat darurat dengan beberapa menteri di kabinetnya, Senin (12/1/2015). Seperti diwartakan AFP, fokus diskusi adalah mencari tahu bagaimana para teroris ini bisa lolos dari jaringan intelijen Prancis.

Ketiga teroris -- Said Kouachi, Cherif Kouachi dan Amedy Coulibaly -- mempunyai catatan kriminal di bidang ekstremisme dan namanya dikenal intelijen Prancis.
 
Perdana Menteri Manuel Valls mengakui adanya kesalahan di pihak pemerintah Prancis, karena ternyata Kouachi bersaudara sudah masuk daftar terduga teroris Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
 
Kouachi bersaudara dan Amedy ditembak mati polisi Prancis di tempat terpisah di dekat Paris.
 
Rentetan teroris di Prancis memicu terjadinya gerakan solidaritas besar-besaran yang dihadiri sejumlah petinggi negara, termasuk PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan