Saat ini Macron menghadapi tantangan untuk membangun mayoritas parlemen agar semua janji-janji kampanyenya dapat terwujud.
Berikut lima prioritas kunci Macron, presiden termuda dalam sejarah Prancis, versi ITV:
1. Memperkuat Hubungan dengan Uni Eropa
Salah satu janji utama Macron adalah memperkuat hubungan dengan Uni Eropa di saat muncul seruan dari sejumlah pihak untuk mendorong perpisahan Prancis dari keanggotaan, seperti yang sudah dilakukan Inggris lewat Brexit.
Dalam pidato kemenangannya, dia bertekad "membangun kembali hubungan antara Eropa dengan orang-orang yang mendirikannya."
Agenda Eropa Macron meliputi kebijakan fiskal yang sejalan, menteri keuangan gabungan, penyelesaian serikat perbankan dan penguatan hubungan Prancis dengan Jerman.

Bendera Uni Eropa. (Foto: AFP)
2. Menghadirkan "Hard Brexit" bagi Inggris
Presiden baru sudah menegaskan dirinya siap menyelesaikan Brexit bagi Inggris -- dan itu akan menjadi sebuah Hard Brexit (Inggris keluar keanggotaan dengan mengalami berbagai kerugian).
Macron telah menyatakan sikapnya bahwa Brexit adalah "kesalahan serius" dari kubu Inggris.
Dia mengatakan negara yang keluar sudah seharusnya tidak menjadi bagian dari pasar tunggal Uni Eropa. Macron juga menegaskan ingin menarik keluar berbagai bisnis dari Inggris setelah Brexit.
3. Menstabilkan Keuangan Publik Prancis
Sebagai mantan bankir, Macron mengaku ingin menstabilkan sektor finansial Prancis dengan memangkas anggaran belanja publik dan menciptakan iklim pro bisnis.
Dia bertekad menghadirkan cadangan anggaran sebesar 60 miliar euro dengan memotong belanja negara dan mempertahankan defisit nasional di bawah angka 3 persen dari GDP.
Sang presiden baru, yang dikenal sering memangkas regulasi dalam bisnis sebagai menteri ekonomi, juga ingin mengembangkan sektor bisnis dan membuat Prancis lebih bersahabat bagi para wiraswasta.
4. Memperkuat Pengawasan dan Keamanan Perbatasan

Polisi bersiaga di sekitar Champ Elysees. (Foto: AFP)
Imigran yang ingin memperoleh status kewarganegaraan harus bisa fasih berbicara Bahasa Prancis di bawah aturan baru.
Macron juga bertekad bersikap lebih tegas dalam menolak individu non-pengungsi yang mencoba masuk ke Prancis. Ia berjanji membentuk pasukan penjaga perbatasan Uni Eropa yang beranggotakan 5.000 petugas.
Di negara yang dilanda serangkaian serangan teroris, Macron berjanji meningkatkan anggaran untuk keamanan dan pertahanan serta merekrut 10 ribu polisi baru.
5. Membangun Basis Dukungan di Parlemen
Untuk semua janji-janji kampanye, ini adalah tantangan terbesar bagi Macron. Partai politik Macron, En Marche!," baru didirikan setahun lalu dan masuk ke posisi tertinggi di Prancis tanpa menghadirkan satu pun anggota partai di parlemen.
Macron harus bekerja keras menggalang dukungan dan menggaet politikus dari sejumlah partai agar dapat membentuk mayoritas parlemen.
Pekan lalu, sebuah survei opini untuk pemilu legislatif menunjukkan partai Macron "En Marche!" dapat memenangkan antara 249 dan 286 kursi di parlemen Prancis.
Bahkan jika "En Marche!" hanya mendapat angka terendah dari prediksi itu, Macron akan tetap diuntungkan. Dia hanya membutuhkan 289 suara untuk mencapai mayoritas parlemen, dan survei pekan lalu itu tidak memasukkan 42 kursi dari Corsica dan luar negeri.
Survei memprediksi mayoritas kursi akan diambil poros tengah dan konservatif dengan angka sekitar 200-210, sayap kanan National Front 15-25 dan Sosialis 28-43.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News