Kepolisian Yunani sempat menahan setidaknya delapan orang yang diduga terkait dengan aksi tersebut. Namun, mereka dibebaskan karena tidak cukup bukti.
Serangan ini merupakan serangan kedua yang terjadi di rumah Duta Besar Geoffrey R. Pyatt. Januari lalu, rumah itu dirusak untuk memprotes dukungan AS terhadap kesepakatan Yunani yang mengakui Makedonia, dengan syarat Makedonia mengubah namanya menjadi Makedonia Utara.
Dilansir dari New York Times, Kamis 16 Mei 2019, aksi vandalisme tersebut sebagai aksi untuk memprotes imperialisme Amerika.
Pyatt menggambarkan aksi vandalisme ini sebagai aksi yang kekanak-kanakan. Ia juga menegaskan akan terus bekerja sama dengan otoritas Yunani untuk menghukum para pelaku.
"Penghancuran situs atau bangunan bukanlah protes damai. Kepolisian Yunani harus mengusut kasus ini," ujar Pyatt.
Kementerian Luar Negeri Yunani juga mengutuk serangan yang disebutnya tidak bertanggungjawab ini. Serangan ini juga tidak akan merusak hubungan Yunani dan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News