Warga London masih mengunjungi Westminster untuk menghormati para korban. (Foto: AFP)
Warga London masih mengunjungi Westminster untuk menghormati para korban. (Foto: AFP)

WNI: Tak Perlu Takut Datang dan Tinggal di Inggris

Sonya Michaella • 25 Maret 2017 14:03
medcom.id, Jakarta: Inggris, salah satu negara sasaran para Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menimba ilmu, sedang dilanda serangan teror. Rabu 22 Maret, waktu setempat, seorang pria mengendarai mobil dengan kencang dan seketika menabrak para pejalan kaki dan melukai sejumlah polisi di Jembatan Westminster, London.
 
Setidaknya, kini, lima orang terkonfirmasi tewas dan 40 lainnya terluka. Bahkan, 11 warga negara asing turut menjadi korban luka akibat insiden ini.
 
Astrini Diar Pramesthi, seorang WNI yang pernah menghabiskan dua tahun bersekolah di Inggris, mengatakan bahwa pelajar Indonesia yang ingin atau sedang belajar di Inggris, tak perlu takut sehubungan dengan adanya teror ini.

"Sempat kaget dengan berita ini, tapi aku anjurkan untuk para WNI yang ada di Inggris atau pun yang akan berangkat ke Inggris, tak perlu takut. Pemerintah Inggris pasti bisa mengatasi keadaan di sana," kata Astrini kepada Metrotvnews.com, Sabtu 25 Maret 2017.
 
Pasalnya, sesaat sebelum polisi London mengungkapkan identitas pelaku, yakni Khalid Masood, kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bahwa mereka ada di balik serangan ini dengan 'menggerakkan' Masood.
 
Astrini, yang kebetulan dua pekan lagi akan berkunjung ke Inggris, bahkan meyakinkan dirinya sendiri agar tak takut ke sana.
 
Jebolan S2 International Accounting and Finance, University of Birmingham ini membeberkan bahwa Inggris adalah negara yang sangat toleransi.
 
WNI: Tak Perlu Takut Datang dan Tinggal di Inggris
Astrini Diar Pramesthi, WNI yang pernah bersekolah di Inggris. (Foto: Facebook)
 
"Teman-teman aku yang non-Muslim dan dari negara lain bahkan tahu bahwa pelaku-pelaku teror di Eropa, seperti di Prancis, bukan Muslim," tuturnya.
 
Di Birmingham, kota terbesar kedua di Inggris setelah London, banyak terdapat pelajar Muslim serta pelajar perempuan yang memakai kerudung.
 
"Toleransi di kampus juga sangat tinggi. Mereka memberikan waktu untuk para Muslim salat, jika sudah waktunya. Waktu sekolah, aku sebagai Muslim dari Indonesia juga tidak merasakan adanya intimidasi atau diskriminasi," ungkap Astrini.
 
Pada Idul Adha tahun lalu, Astrini mengaku teman-temannya yang non-Muslim bahkan membantu dan ikut merayakan Idul Adha di KBRI London.
 
Saat ini, warga London pun dilaporkan tetap beraktivitas seperti biasa, pascaserangan tersebut. Mereka seakan tak terpengaruh aksi yang disebut kepolisian sebagai tindakan terorisme kelompok radikal itu.
 
Perdana Menteri Theresa May dan Wali Kota London Sadiq Khan juga telah menegaskan, aksi teror kemarin tak akan menggentarkan masyarakat Inggris, terutama warga London.
 
Khan menegaskan, warga London tidak akan pernah merasa takut pada aksi terorisme dan akan terus berjuang bersama bangkit melawannya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan