Kuartet Dialog Tunisia raih Nobel Perdamaian (Foto: Komite Nobel)
Kuartet Dialog Tunisia raih Nobel Perdamaian (Foto: Komite Nobel)

Kuartet Dialog Nasional Tunisia Raih Nobel Perdamaian 2015

Fajar Nugraha • 09 Oktober 2015 17:56
medcom.id, Oslo: Kuartet Dialog Nasional Tunisia menang penghargaan Nobel Perdamaian 2015. Dialog ini dianggap berhasil membuka jalan untuk transisi demokrasi di Tunisia.
 
Pengumuman ini disampaikan langsung di Oslo, Norwegia, Jumat (9/10/2015), yang merupakan markas dari penghargaan Nobel yang tersohor.
 
"Penghargaan Nobel Perdamaian 2015 diserahkan kepada Kuartet Dialog Nasional di Tunisia. Kuartet ini memberikan kontribusi penting dalam membangun demokrasi plural di Tunisia, di tengah Revolusi Melati pada 2011 lalu," pernyataan pihak Komite Nobel, seperti dikutip IBTimes, Jumat (9/10/2015).

"Kuartet yang dibentuk pada 2013 menyusul Arab Spring itu, berisikan empat organisasi yang mewakili faksi berbeda di Tunisia," lanjut pihak Komite Nobel.
 
Arab Spring yang memicu terjadi kerusuhan di Tunisia, menyebabkan negara itu ke jurang perang saudara. Namun akhirnya perubahan demokratik berlangsung dan mencegah perpecahan.
 
Komite Nobel Norwegia berharap bahwa penghargaan ini bisa berkontribusi menjaga demokrasi di Tunisia. Selain itu, pihak komite juga mengharap bahwa perubahan demokrasi di Tunisia bisa menginspirasi bagi semua yang menginginkan perdamaian di Timur Tengah, Afrika Utara dan seluruh dunia.
 
Selanjutnya pihak komite menambahkan bahwa faktor utama dari revolusi di Tunisia yang berjalan damai, demokratis, merupakan upaya dari kuartet untuk mendukung pemilu yang didasarkan konstituen. Selain itu, mereka juga mendapatkan persetujuan proses konstitusi dari populasi Tunisia yang sangat luas.
 
"Kuartet ini membuka jalan bagi dialog damai di antara warga, partai politik dan pihak berwenang serta membantu konsensus yang berbasis solusi. Mereka juga memetakan tantangan luas seperti perpecahan politik dan agama. Dialog nasional yang dibentuk kuartet itu berhasil menghalau penyebaran kekerasan di Tunisia dan fungsinya dianggap sesuai dengan warisan Alfred Nobel," imbuh pernyataan komite.
 
Tahun lalu, Penghargaan Nobel Perdamaian diraih oleh aktivis anak dan pendidikan India, Kailash Satyarthi dan aktivis Pakistan Malala Yousafzai.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan