Sosial Demokratik Jerman secara tak terduga menominasikan Schulz pada Januari setelah kepala partai Sigmar Gabriel mundur dari jabatan.
Sejak saat itu, popularitas Sosial Demokrat meningkat dalam berbagai jajak pendapat. Kenaikan itu disebut media lokal sebagai "Schulz effect."
Dalam sebuah pidato di Berlin, seperti dikutip Associated Press, Schulz menyerukan peningkatan kesejahteraan bagi pekerja dan investasi yang lebih besar di bidang pendidikan dan kesehatan.
Pria 61 tahun itu, yang menjabat sebagai presiden Parlemen Eropa, mengatakan partainya akan bekerja untuk memperkuat kerja sama internasional, termasuk dengan Amerika Serikat (AS). Namun ia mengecam retorika anti-demokratik dan rasis dari Presiden Donald Trump.
Schulz menerima 100 persen suara dari delegasi Sosial Demokratik Jerman, yang merupakan hasil tak terduga dalam sejarah pascaperang di Jerman.
Sebuah jajak pendapat di Bild am Sonntag menempatkan Sosial Demokratik Jerman di angka 32 persen, satu poin di belakang serikat Merkel.
Sejumlah analis memperkirakan Schulz diuntungkan karena merupakan pendatang baru di politik domestik, sementara Merkel adalah pemain lama yang mencoba kembali berkuasa untuk periode keempat pada 24 September.
Partai Schulz dan Merkel saat ini merupakan bagian koalisi pemerintah di negara bagian Saarland dan juga level nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News