Lebih dari 180 demonstrasi jalanan digelar secara nasional di Prancis. Inti dari protes buruh adalah desakan melonggarkan peraturan terkait mekanisme perusahaan dalam mempekerjakan dan memecat para pegawainya.
Sekitar 4.000 aksi mogok diserukan di bawah arahan serikat pekerja terbesar di Prancis, CGT. Para pekerja didesak berdemonstrasi di berbagai kota, dari Paris ke Marseille hingga Toulouse.
Jumlah pendemo akan menjadi tolok ukur kemampuan serikat dalam memobilisasi massa. Ini dikarenakan buruh di Prancis tidak satu suara: ada yang mendukung reformasi dan kubu penentang.
Macron, pria yang ramah terhadap sektor bisnis, memicu kontroversi atas kritiknya terhadap kubu oposisi. Macron menyebut para rivalnya sebagai "pemalas" dan orang-orang sinis. Komentarnya disebut pemimpin CGT Philippe Martinez sebagai sebuah "skandal."
Bruno Cautres dari institut penelitian politik Cevipof mengatakan pemilihan kata-kata Macron tidak tepat, seperti "menyiramkan minyak ke api."

Emmanuel Macron. (Foto: AFP)
"Dengan komentar 'pemalas', situasi saat ini bisa terus memanas," kata Cautres, seperti dikutip AFP, Selasa 12 September 2017.
Di Paris, arus lalu lintas kereta api beroperasi antara 50 sampai 80 persen. Sementara dua jalur sistem metro RER di pinggiran Paris mogok.
"Lalu lintas kereta api masih sesuai harapan dan mayoritas jalur berfungsi normal," kata juru bicara SNCF, perusahaan kereta api di Prancis.
Pengendali lalu lintas udara juga telah didesak untuk mogok. Maskapai murah Irlandia Ryanair mengatakan pihaknya telah membatalkan 110 penerbangan yang dijadwalkan pada Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News