"Kebencian terhadap Islam ini meningkat tajam selama 2015, dengan 429 kasus yang dilaporkan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada 2014 yang mencapai 133 kejadian," sebut BBC Indonesia, berdasarkan data Pemerintah Prancis, Rabu (4/5/2016).
Pelanggaran dikabarkan meningkat setelah serangan Charlie Hebdo pada Januari 2015. Rangkaian serangan di Paris, pada November 2015 makin memicu kebencian di warga Prancis.
Angka penyerangan terhadap Muslim itu berbeda dengan serangan terhadap masyarakat Yahudi Prancis. Serangan terhadap Yahudi Prancis dilaporkan sedikit menurun, yang mencapai lebih 800 kejadian.
Pemerhati HAM mengatakan, kasus rasisme di Prancis dan skala serangan sebenarnya kemungkinan lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan.
Warga Yahudi di Prancis diperkirakan berjumlah 500.000 sampai 600.000 orang, yang terbesar di Eropa dan salah satu yang terbesar di dunia. Jumlah umat Islam di Prancis, juga dianggap sebagai yang terbesar di Eropa.
Kini upaya pengamanan di Prancis terus ditingkatkan. Bahkan pemerintah setempat mempertimbangkan untuk memperpanjang status darurat di negara itu.
Untuk kasus serangan di Paris, pihak berwenang Belgia barus saja melakukan ekstradisi terhadap pelaku serangan itu kepada pihak Prancis.
Saleh Abdeslam ditangkap di Bussels pada 18 Maret 2016 setelah menjadi buron selama empat bulan. Salah Abdeslam dicari oleh otoritas Prancis sehubungan dengan serangkaian serangan yang menewaskan 130 orang di Ibu Kota Paris.
Abdeslam, 26 tahun, tercatat sebagai warna negara Prancis kelahiran Belgia dan tinggal di negara itu sebelum serangan Paris. Dia adalah tersangka kunci dari serangan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id