Ribuan anggota gerakan anti-Islam berunjuk rasa di Dresden, Jerman - AFP / ROBERT MICHAEL
Ribuan anggota gerakan anti-Islam berunjuk rasa di Dresden, Jerman - AFP / ROBERT MICHAEL

Gerakan Anti-Islam di Jerman Kembali Berkobar

Willy Haryono • 12 Januari 2015 15:07
medcom.id, Dresden: Gerakan anti-Islam kembali terjadi di Dresden, Jerman, Senin (12/1/2015). Kali ini, kelompok yang menamakan diri PEGIDA mengutuk serangan teroris di Prancis.
 
Pemimpin PEGIDA meminta para anggotanya untuk mengenakan gelang hitam dan mengheningkan cipta selama satu menit untuk 17 korban terorisme di Paris sepekan lalu. Pekan lalu, peserta gerakan anti-Islam di Dresden mencapai 18 ribu.
 
Meski cukup banyak, namun jumlah warga yang menentang aksi PEGIDA jauh melampaui hingga 35 ribu. Mereka berunjuk rasa di Dresden, dan meminta agar PEGIDA tidak mengkaitkan penyerangan terorisme dengan Islam.

Pergerakan terakhir PEGIDA dilakukan setelah terjadinya penyerangan di sebuah kantor berita di Hamburg, yang mencetak ulang kartun Nabi Muhammad dari kantor Charlie Hebdo di Paris.
 
Tidak hanya warga, pemerintah Jerman juga melarang keras gerakan anti-Islam. PEGIDA dilarang memicu kebencian terhadap umat Muslim di atas landasan solidaritas korban terorisme.
 
"Jika mereka (PEGIDA) mempunyai sedikit saja perasaan, mereka akan membatalkan seluruh gerakan ini," ujar Menteri Keadilian Jerman Heiko Massa pada media Bild.
 
"Benar-benar memuakkan bagaimana orang-orang itu (PEGIDA) mencoba mengeksploitasi kejahatan mengerikan di Paris," tutur Maas, rekan Kanselir Jerman Angela Merkel, dari Partai Sosial Demokrat
 
Rentetan aksi terorisme selama tiga hari terjadi di Prancis sejak Rabu pekan lalu. Peristiwa berdarah dimulai dari pembantaian di Charlie Hebdo, disusul penembakan seorang polisi wanita, dan penyanderaan di supermarket Kosher.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan