Para pendukung partai Vetevendosje merayakan kemenangan dalam pemilu di Prishtina, Minggu 6 Oktober 2019. (Foto: AFP/ARMEND NIMANI)
Para pendukung partai Vetevendosje merayakan kemenangan dalam pemilu di Prishtina, Minggu 6 Oktober 2019. (Foto: AFP/ARMEND NIMANI)

Oposisi Klaim Kemenangan dalam Pemilu Kosovo

Arpan Rahman • 08 Oktober 2019 12:09
Prishtina: Sejumlah partai oposisi Kosovo mengklaim telah berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum dini pada Minggu 6 Oktober.
 
Partai Vetevendosje yang berhaluan kiri-tengah dan Liga Demokratik kanan-tengah (LDK) masing-masing diperkirakan meraup sekitar 25 persen suara.
 
Pemilu dini di Kosovo digelar usai mantan PM Ramush Haradinaj mengundurkan diri Juli lalu. Ia memilih mundur usai dipanggil oleh pengadilan khusus di Den Haag, Belanda, terkait investigasi kejahatan perang.

Disitat dari BBC, Senin 7 Oktober 2019, ini merupakan pemilu keempat sejak Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia di tahun 2008.
 
Serbia tidak mengakui kemerdekaan maupun status kenegaraan Kosovo. Bersama Rusia, Serbia menghalangi Kosovo agar tidak menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan internasional lainnya.
 
Sebelum pemilu digelar, Vetevendosje dan LDK gagal mencapai kesepakatan untuk membentuk koalisi. Kedua partai sama-sama pernah berjanji akan berjuang keras untuk mengatasi masalah pengangguran serta tingginya angka kejahatan dan korupsi.
 
Meski sempat gagal mencapai kesepakatan, pemimpin Vetevendosje Albin Kurti mengaku akan "mengetuk pintu LDK" untuk bernegosiasi mengenai pembentukan pemerintah baru.
 
Dua partai dengan suara terbanyak ini sangat berbeda dalam hal karakter. Vetevendosje adalah partai yang terbentuk dari gerakan nasionalis Albania. Para politisinya dikenal sering mengganggu jalannya pertemuan di Majelis Nasional Kosovo dengan cara melemparkan gas air mata.
 
Sementara LDK adalah partai tertua di Kosovo, yang berharap dapat menjadikan pengacara Vjosa Osmani sebagai PM perempuan pertama di negara tersebut.
 
Uni Eropa dan Amerika Serikat memantau secara seksama jalannya pemilu di Kosovo, untuk melihat apakah perubahan kekuasaan dapat berujung pada dimulainya kembali dialog damai dengan Serbia.
 
Kosovo membutuhkan Serbia -- dan juga Rusia serta Tiongkok -- untuk menerima status kenegaraan mereka. Jika hal itu terwujud, maka Kosovo berpeluang mendapatkan kursi di panggung PBB.
 
Serbia juga berada di bawah tekanan untuk berdamai dengan Kosovo. Jika masalah dengan Kosovo selesai, maka Serbia diyakini dapat lebih mudah bergabung dengan UE.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan