Presiden Regional Catalonia Carles Puigdemont. (Foto: AFP)
Presiden Regional Catalonia Carles Puigdemont. (Foto: AFP)

Belgia Tawarkan Suaka untuk Mantan Presiden Catalonia

Sonya Michaella • 30 Oktober 2017 09:43
medcom.id, Brussels: Belgia menawarkan suaka kepada Carles Puigdemont, yang baru saja dicopot dari jabatan Presiden Regional Catalonia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Imigrasi Belgia Theo Francken.
 
Usai Catalonia memproklamirkan kemerdekaannya, Spanyol langsung memecat semua petinggi Catalonia, termasuk Puigdemont. 
 
Francken, yang termasuk anggota partai separatis Flemish N-VA, mempertanyakan apakah perlakuan adil akan diterima Puigdemont. Sementara itu, ia mengatakan bahwa Belgia bisa saja menawarkan suaka kepada Puigdemont.

Dikutip dari AFP, Senin 30 Oktober 2017, Francken melihat Spanyol terlalu 'menindas' Puigdemont dan ragu apakah akan ada perlakuan baik untuknya.
 
Menanggapi pernyataan menterinya, Perdana Menteri Belgia Charles Michael mengatakan, permintaan suaka dari Puigdemont sama sekali tidak masuk dalam agenda. 
 
"Saya meminta agar Francken tidak menuangkan bensin ke dalam api yang sudah berkobar di Spanyol," ucapnya.
 
Wakil PM Belgia Alexander De Croo juga menyebut bahwa pernyataan Francken sangatlah tidak cerdas dan sangat tidak membantu meredam konflik.
 
Komentar pedas juga datang dari juru bicara partai konservatif populer Spanyol (PP) Esteban Gonzalez Pons yang mengatakan komentar Francken "tidak dapat diterima".
 
"Ini adalah pelanggaran serius terhadap sistem hukum Spanyol dan melanggar prinsip solidaritas serta kerja sama setia antar anggota Uni Eropa," ungkapnya.
 
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy membubarkan parlemen dan seluruh petinggi Catalonia pada Jumat 27 Oktober. Hal itu dilakukan tak lama usai Catalonia secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan. 
 
Puigdemont mengecam keras pencabutan otonomi Catalonia oleh Spanyol dan berjanji akan terus bekerja keras untuk "membangun sebuah negara bebas."
 
Sejak referendum kemerdekaan digelar pada 1 Oktober, Spanyol jatuh ke jurang krisis politik yang dipicu gerakan separatis pimpinan Puigdemont. Catalonia mengatakan 90 persen yang mengikuti referendum ingin melepaskan diri dari Spanyol, meski tingkat keikutsertaannya hanya 43 persen.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan