Protes yang terjadi di Catalonia (Foto: AFP).
Protes yang terjadi di Catalonia (Foto: AFP).

Protes Menuntut Kemerdekaan Merebak di Barcelona

Arpan Rahman • 07 Februari 2017 15:28
medcom.id, Barcelona: Catalonia masih menuntut kemerdekaan dari Spanyol. Kali ini unjuk rasa menuntut kemerdakaan kembali merebak.
 
Ribuan pengunjuk rasa berteriak: "Ganyang sistem peradilan Spanyol", pada Senin 6 Februari, di Barcelona.
 
Suara itu bergema saat persidangan mantan pemimpin Catalonia, Artur Mas, yang dituntut dengan pembangkangan sipil lantaran bersikeras menggelar referendum kemerdekaan pada 2014.
 
"Persidangan itu telah memicu semangat pro-kemerdekaan. Di kawasan timur laut Catalonia, di saat bersamaan, tersulut pula ketegangan tinggi antara pemerintah separatis lokal dan otoritas Madrid," seperti laporan AFP yang dikutip, Financial Tribune, Selasa (7/2/2017). 
 
Teriak "Merdeka, merdeka" dan "Kami ingin memilih", terdengar riuh dari mulut sekitar 40.000 orang. Mereka berkerumun di bawah pepohonan sawit besar di jalan sebelah gedung pengadilan. Banyak demonstran memegang bendera separatis warna merah-kuning.
 
Mas, Presiden Catalan 2010-2016, dan dua mantan anggota pemerintahannya dituduh pembangkangan sipil yang serius. 
 
Mereka dicap bersalah sebab mengorganisasi secara simbolik, referendum tidak terikat pada November 2014. Aksi itu dilarang Mahkamah Konstitusi Spanyol, yang menganggapnya ilegal.
 
"Kemerdekaan tidak diadili di sini, demokrasi yang sedang diadili," kata Mas kepada AFP di gedung pengadilan.
 
"Ini pertama kalinya sebuah pemerintahan yang demokratis berupaya mengizinkan rakyat untuk memilih. Ini saat yang tidak pernah terjadi sebelumnya," bubuhnya.
 
Berbicara dari Brussels, Belgia, di sela menghadiri sebuah pertemuan, Menteri Luar Negeri Spanyol Alfonso Dastis menjawab bahwa sidang itu hanyalah suatu bukti soal "aturan hukum" di Spanyol.
 
"Apa yang diadili adalah suatu tindakan yang melanggar aturan Mahkamah Konstitusi, tidak lebih," kilahnya.
 
Jaksa penuntut berkehendak Mas dan kedua mantan mitranya dilarang memegang jabatan publik selama sembilan sampai 10 tahun.
 
Tapi dalam pembelaan para terdakwa berpendapat mereka hanya membela "hak untuk kebebasan berekspresi" dari rakyat Catalan. Banyak dari mereka yang hidup di wilayah 7,5 juta penduduk tersebut ingin menyongsong masa depan sebagai kawasan merdeka.
 
Catalonia, daerah dengan bahasa dan adat-istiadat tersendiri, sejak lama menuntut otonomi yang lebih besar dari Spanyol.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan