Belanda melarang kedatangan Cavusoglu, yang hendak mengisi acara kampanye referendum Turki di kota Rotterdam.
Selain Belanda, beberapa negara lain di Eropa juga melarang ada kegiatan serupa terkait referendum perluasan kekuasaan presiden Turki yang akan digelar pada April mendatang.
"Mereka (Belanda) adalah sisa-sisa Nazi, mereka fasis," tutur Erdogan di Istanbul, seperti dikutip AFP.
"Silakan larang menteri luar negeri kami untuk datang, tapi mulai sekarang, kita lihat saja bagaimana penerbangan Anda, apakah dapat mendarat di Turki atau tidak," lanjut dia.
Belanda adalah rumah bagi 400 ribu orang asal Turki. Belanda menegaskan tidak keberatan akan adanya perkumpulan atau acara terkait referendum Turki.
Namun Negeri Kincir Angin menegaskan, acara kampanye yang hendak dipimpin Menlu Turki "tidak dapat dibiarkan karena akan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat kami."
"Siapapun yang hendak menggelar acara kampanye harus mengikuti instruksi dari otoritas relevan demi ketertiban dan keamanan publik," sambungnya.
Referendum Turki pada April mendatang akan menentukan apakah kekuasaan Presiden Erdogan diperluas atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News