Langkah pada Senin datang setelah presiden sementara Bolivia, Jeanine Anez, mengatakan La Paz akan mengusir Duta Besar Meksiko dan dua diplomat Spanyol. Mereka diduga berupaya membawa pergi mantan pembantu pemerintah untuk mantan pemimpin Bolivia Evo Morales.
Pemerintah sosialis PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan ketiga diplomat Bolivia memiliki waktu 72 jam untuk meninggalkan negara itu.
"Pemerintah konstitusional yang saya pimpin telah memutuskan untuk mendeklarasikan duta besar Meksiko di Bolivia, Maria Teresa Mercado, kuasa hukum Spanyol, Cristina Borreguero, dan konsul (Spanyol), Alvaro Fernandez sebagai persona non grata,” ucap Presiden Anez.
Dia menuduh para diplomat "sangat merusak kedaulatan dan martabat rakyat dan pemerintah konstitusional Bolivia" dan juga memberi mereka waktu 72 jam untuk pergi. Kementerian Luar Negeri Meksiko mengecam apa yang disebutnya keputusan politik.
Bolivia menuduh staf kedutaan Spanyol berusaha menyusup ke misi Meksiko di La Paz dengan orang-orang bertopeng untuk memindahkan mantan ajudan Morales -- yang mengundurkan diri pada November setelah berminggu-minggu protes atas pemilihannya yang kontroversial dan sekarang berada di pengasingan Argentina.
Madrid dengan tegas membantah klaim tersebut. Seraya mengatakan bahwa tanggapannya merupakan reaksi terhadap "sikap bermusuhan oleh pemerintah Bolivia untuk mendeklarasikan dua diplomat Spanyol personae non gratae.
"Spanyol dengan tegas menolak segala dugaan ikut campur dalam urusan politik internal Bolivia," kata pernyataan pemerintah itu, dinukil dari Guardian, Selasa 31 Desember 2019. Seraya memperingatkan pertengkaran itu mengancam akan merusak hubungan dengan menyebarkan teori konspirasi ‘palsu’.
"Spanyol ingin mempertahankan hubungan persahabatan dan solidaritas yang erat dengan negara sahabat dan saudara-saudara di Bolivia," Madrid menyimpulkan. Sembari mendesak La Paz agar kembali ke "akal sehat dan kerja sama antara kedua negara kita."
Arturo Murillo, menteri dalam negeri dalam pemerintahan transisi Anez, mengatakan pada Sabtu ia percaya upaya telah dilakukan untuk mengekstraksi Juan Ramon Quintana, mantan tangan kanan Morales dan buronan yang dicari oleh pemerintah Bolivia.
Baik Spanyol dan Meksiko mengatakan insiden itu terjadi pada Jumat ketika Borreguero melakukan kunjungan singkat ke Dubes Meksiko.
Tapi Madrid membantah ada upaya mengekstrak mantan ajudan Morales. "Kementerian ingin mengklarifikasi bahwa urusan itu murni melakukan kunjungan kehormatan dan dengan tegas menyangkal ada tujuan untuk memfasilitasi keluarnya orang yang bersembunyi di dalam gedung," kata Kemenlu Spanyol dalam sebuah pernyataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News