medcom.id, London: Sudah dua dekade sejak kematian Putri Diana, anak-anaknya Pangeran William dan Harry menjaga agar kenangannya tetap hidup. Peringatan menghormati mendiang digelar setelah bertahun-tahun sepi dari acara resmi.
Saat perayaan ke-20 tahun kematiannya pada 31 Agustus, kedua bersaudara telah membuka untuk pertama kalinya kehidupan sang ibu, dan dampaknya terhadap mereka dan impian yang dia taburkan.
William berusia 15 tahun dan Harry, 12, ketika Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris pada 1997.
Seberapa dalam kehilangan itu mempengaruhi mereka adalah sesuatu yang baru saja mereka ungkapkan. "Dua puluh tahun lagi, Harry dan saya merasa sudah waktunya membuka lebih banyak tentang ibu kami," kata William.
"Kami tidak akan berbicara secara terbuka atau untuk umum tentang dia lagi," bubuhnya, seperti disitir AFP, Rabu 16 Agustus 2017.
Sepasang kakak-beradik ini tampil dalam program 90 menit berjudul "Diana, Ibu Kami: Kehidupan dan Kenangannya" yang disiarkan oleh saluran Inggris ITV, awal tahun ini.
"Inilah pertama kalinya kami berdua berbicara tentang dia sebagai seorang ibu. Bisa diperdebatkan, mungkin sedikit terlalu mentah sampai saat ini," kata Harry.
Baru-baru ini, dia mengungkapkan bahwa dirinya mencari pertolongan dalam beberapa tahun terakhir tatkala berjuang mengatasi kesedihan akibat perasaannya tertekan.
Merayakan kehidupan Diana
Pada 2007, kedua pangeran menggelar konser amal di Stadion Wembley dan sebuah upacara peringatan. Di sana Harry menghaturkan penghormatan.
Tapi tahun ini menandai pertama kalinya bahwa mereka bersaudara telah berbicara dengan kedalaman emosional selayaknya.
Lewat sebuah wawancara dengan majalah Newsweek, Harry membuka diri tentang trauma karena harus berjalan di belakang peti mati ibunya di London di hari pemakamannya.
"Saya tidak berpikir ada anak yang diminta melakukan hal itu, dalam keadaan apapun, saya rasa tidak akan terjadi hari ini," katanya.
Di hari-hari yang tegang 20 tahun silam, banyak warga Inggris menyuarakan kemarahan karena kurangnya empati dari lingkungan kerajaan. Beberapa di antaranya merasa kalangan bangsawan senang hati melihat Diana hilang dari pusat perhatian.
Patrick Jephson, mantan sekretaris pribadi Diana, mengatakan bahwa sang putri telah disingkirkan. "Ada masa sejak kematiannya di mana kerajaan belum memastikan bagaimana mengenang Diana," katanya kepada AFP.
"Selama dua dekade terakhir ini dia telah menjadi nama yang tidak lagi diucapkan di lingkungan kerajaan. Karena itu, dengan nada sedikit menantang dan nekad anak-anaknya mengatakan 'tidak, ada banyak hal yang baik untuk diingat, mari kita merayakan kehidupannya'," cetusnya.

Pangeran William dan Harry saat pemakaman Putri Diana pada 1997 (Foto: AFP).

Pangeran William dan Harry saat pemakaman Putri Diana pada 1997 (Foto: AFP).
Rencana patung Kensington
Pangeran bersaudara tersebut telah memerintahkan sebuah patung Diana akan didirikan di lahan umum Istana Kensington, rumah mereka yang juga merupakan tempat tinggal mendiang ibu mereka.
Sebuah taman sudah diciptakan di istana London demi menghormatinya. Para pangeran juga menghadiri kebaktian pribadi pada 1 Juli buat mendoakan ibu mereka di makamnya ketika ulang tahun ke-56.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby, pemimpin spiritual Anglikan sedunia, memimpin ritual di kuburan, tanpa sorotan publik. Dalam tugas kerajaan, William, 35, dan Harry, 32, juga telah memimpin perayaan mengenang ibu mereka.
Kunjungan Diana ke ladang ranjau di Angola membantu gerakan menuju perjanjian larangan ranjau darat pada 1997. Pada 1980-an, kunjungannya di sisi tempat tidur pasien AIDS, menjadi kontak fisik bersejarah. Itulah isyarat yang luar biasa saat itu yang membantu meruntuhkan stigma soal penyakit ini.
Dorongan Harry bagi pembersihan ranjau darat dan tes HIV ditujukan langsung untuk melanjutkan kampanye ibunya. Seperti juga karya William di tempat penampungan tunawisma dan anak telantar.
Kerja sama mereka di bidang kesehatan mental -- menunjukkan Harry mengungkapkan perlunya perawatan mengatasi trauma atas kematian ibunya. Harry katakan bahwa mereka bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Diana saat ini seandainya dia masih hidup.
"Tiada hari di mana William dan saya tidak berharap dia masih ada. Kita bertanya-tanya seperti apa ibu sekarang dan peran publik apa yang akan dia mainkan dan apa perbedaan yang akan dia buat," katanya.
Sementara Jephson menuturkan bahwa warisan terbesar Diana adalah anak-anaknya sendiri. "Kita dapat melihat di dalamnya banyak atribut yang dia miliki -- terutama kemampuannya untuk menggabungkan kebangsawanan dengan sentuhan kerakyatan," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News