"Kita akan membuat keputusan berat bahwa siapa yang akan menerima makanan, dan siapa yang tidak," ujar David Beasley, kepala Program Makanan Dunia (WFP).
"Ini bukanlah keputusan yang ingin kami ambil, tapi itu kenyataannya, seberapa parah situasi saat ini," sambung dia dalam konferensi PBB mengenai makanan, seperti dilansir Reuters, Jumat 28 April 2017.
Lebih dari 30 juta orang membutuhkan bantuan makanan di Yaman, Sudan Selatan, Nigeria dan Somalia karena kekeringan dan konflik bersenjata.
Berbicara melalui konferensi video dari Jenewa, Beasly mengatakan agensi-agensi PBB kini hanya punya dana untuk membantu 8,4 juta dari total 30 juta orang yang kelaparan.
Perang di Yaman, Nigeria dan Sudan Selatan telah menghancurkan kehidupan masyarakat. Sementara kekeringan di Afrika Timur telah merusak perekonomian agrikultural.
Kelaparan telah dideklarasikan di beberapa area di Sudan Selatan pada Februari. Sementara 20 juta orang terancam kelaparan di empat negara lain.
"Jika kita tidak segera bertindak dalam beberapa pekan ke depan, akan terjadi kelaparan, mungkin di Somalia dan kawasan lain," kata Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva.
Menyebutkan bahwa satu anak tewas setiap enam hingga sepuluh menit di Yaman, Beasley mengatakan: "Ini bukan sekadar statistik. Mereka adalah saudara-saudara kita, keluarga dan sahabat kita, yang akan meninggal jika kita tidak membantu mereka."
WFP sejauh ini telah menerima sekitar 20 persen dari USD2,8 miliar yang dibutuhkan untuk membantu empat krisis kelaparan pada 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News