Seperti dilansir Time, Rabu 19 April 2017, snap election disepakati lewat dukungan 522 anggota parlemen melawan 13.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyerukan pemilu lebih awal demi memperkuat posisinya dalam menegosiasikan Brexit dengan Uni Eropa. Ia mengatakan bahwa menggelar pemilu lebih awal -- dari jadwal semua 2020 -- akan memberikan "kepastian dan stabilitas" di Inggris.
PM May berharap mendapat lebih banyak dukungan dari parlemen untuk pemerintahan konservatifnya, demi memperkuat negosiasi Inggris dengan Uni Eropa.
Oposisi dari Partai Buruh dan Liberal Demokrat merespons seruan May, dan memutuskan mempertaruhkan sikap dan kebijakan mereka kepada masyarakat Inggris dalam pemilu mendatang.
Sementara Partai Nasional Scottish menilai pemilu lebih awal hanya sebuah taktik sinis dari pemerintahan Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News