Sebuah van Renault berwarna putih menabrak pejalan kaki di Jembatan London. Tiga penyerang keluar dari van, dan mulai menusuk para pengunjung bar serta restoran di Pasar Borough secara acak.
Sedikitnya tujuh orang -- termasuk Archibald -- meninggal dunia. Sebanyak 48 orang terluka dalam serangan, yang disebut polisi sebagai insiden teroris. Serangan terjadi kurang dari dua pekan setelah bom bunuh diri menewaskan 22 orang di sebuah konser di Manchester, dan satu hari sebelum konser amal memperingati korban serangan tersebut.
Perdana Menteri Theresa May merespons serangan di Jembatan London, dan mengatakan Inggris sedang mengalami "tren baru" terkait ancaman teror. Polisi membunuh ketiga pelaku dalam hitungan menit, dan setidaknya 12 penangkapan dilakukan terkait serangan tersebut.
Di antara korban, terdapat seorang warga negara Prancis yang belum diidentifikasi. Terdapat pula sejumlah warga asing dari deretan korban luka.
Kematian Christine Archibald, 30 tahun, asal British Columbia, dikonfirmasi keluarganya dalam sebuah pernyataan pada Minggu 4 Juni 2017, seperti dilaporkan CBC News. Archibald dan tunangannya, Tyler Ferguson, tengah berjalan di Jembatan London saat van pelaku melaju ke trotoar.
Meninggal dalam Pelukan
Ferguson sudah berusaha menyadarkan kekasihnya sebelum paramedis tiba untuk mengambil alih. Tapi mereka tidak bisa menyelamatkannya.
"Dia sangat sedih dan hatinya hancur berkeping-keping," kata saudara laki-laki Ferguson kepada CBC News, seperti dikutip Time, Senin 5 Juni 2017. "Dia memeluk dan melihat tunangannya mati dalam pelukannya."
Archibald sempat bekerja di panti penampungan tunawisma di Calgary sebelum pindah ke Eropa. Ia bermaksud kembali ke Kanada bersama Ferguson sesudah mereka menikah.
"Dia punya ruang di dalam hatinya bagi semua orang, dan sangat percaya bahwa setiap orang harus dihargai dan dihormati," kata salah seorang keluarganya. "Dia tidak akan mengerti tentang kekejaman mengerikan yang merenggut nyawanya."
"Saya berduka mengetahui ada warga Kanada termasuk di antara mereka yang terbunuh," ujar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
"Kami berduka dengan keluarga dan teman-teman dari mereka yang telah kehilangan orang-orang yang dicintai, dan berharap semua korban terluka dalam pemulihan yang cepat dan sepenuhnya," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News